Chereads / Phoenix Blood Wedding / Chapter 3 - Xian Tong

Chapter 3 - Xian Tong

Istana Langit.

Raja Akhirat melihat wajah dayang Feifei dihadapannya, ia terlihat tegas dan lega ketika melihat dayangnya Feifei bisa bertemu adiknya. Sudah lama ia menginginkan pertemuan dengan adiknya. Menatap sendu dengan sinar matahari menyingsing. Tentu saja negeri khayangan hanya di isi makhluk suci dan abadi.

"Apakah dia akan baik-baik saja yang mulia? Aku sangat khawatir dia tidak menjalani segala peraturan. Jika memang adikku ini tidak mati apakah aku akan dihukum sesuai hukum langit?" Feifei merasa ketakutan dengan apa yang sudah Raja Akhirat Yan Luo Wang jelaskan. Salah menghitung akan catatan akhir usia manusia fana.

"Bagaimana jika kau mencari Jaksa Niu di Istana Yue Lao," Raja Akhirat mengusap jidat dengan jari jemari disana, ia menggeleng-gelengkan kepala seraya pasrah melihat apa yang sudah terjadi. Kekeliruan yang hampir saja fatal apa yang di perbuat oleh Jaksa Niu dan Feifei.

Xu Feifei adalah anak pertama dari ibu kandung Xu An Ran, ia resmi menjadi dayang Raja Akhirat ketika rohnya resmi menjadi Xian Tong ( anak abadi ). Takdirnya berubah ketika persidangan langit memilih untuk memberikan jodohnya untuk adik kedua yang berada di bumi. Xu An Ran sudah tertulis di kitab para Dewa dan Dewi di Negeri Khayangan.

Raja Akhirat memberikan buku catatan usia Xu An Ran dan miliknya dengan menghela nafas pelan. Kedua matanya nanar menatap Feifei dengan sendu. Takdir pengorbanan seorang kakak kepada adiknya.

"Pergilah ke Istana Yue Lao ( Istana Pernikahan) dan temuilah Jaksa Niu, siapa tahu kau bertemu para Xian Tong yang lain dan bertemu Chang E'," Raja Akhirat Yan Luo Wang memberikan titah kepada Feifei dengan menurunkan sebuah kendaraan langit berbentuk awan. Negeri khayangan yang tidak pernah memiliki musibah. Begitu jernih dengan penuh pemandangan awan dan pemandangan langit yang sangat indah. Awan-awan meliuk-liuk dengan indah.

Feifei menaiki awan dengan sandaran empuk bagaikan anak kelinci, "baiklah yang mulia, terimakasih sudah bermurah hati kepada hamba. Aku akan membawa Jaksa Niu pulang."

Raja Akhirat hanya tersenyum ketika melihat dayangnya bagai anak kecil padahal usianya sudah memasuki dewasa. Menjadi Xian Tong adalah keputusan mutlak Kaisar Langit sehingga Xu Feifei selalu menjadi muda tidak pernah menua.

( T/N : Yue Lao/ Yue Xia Lao Ren/ Bapak Tua dibawah rembulan dalam Legenda China adalah Dewa Perjodohan. Chang E' ( Dewi Bulan))

Hanya ditemani sebuah kelinci kecil yang diberikan oleh Raja Akhirat.

Feifei membuka kantong kecil berwarna jingga seperti buah gambar ukiran naga meliuk-liuk. Kelinci Yui berbicara manis dalam jepitan jari jempol dan telunjuk. Dirinya sudah sangat lapar ketika dirinya berdiam diri disebuah kantong kecil berbentuk kain di saku gaun Feifei, "Apakah Istana Yue Lao akan memberikanku semangkuk sup wortel lagi? Aku sangat lapar," Yui berbicara begitu kelaparan berdiri di pundak Xu Feifei. Menunggu awan langit sampai di aula Istana Yue Lao.

Feifei membawa dua buku. Buku yang harus para birokrasi langit untuk tahu dalam persidangan jodoh langit. Akhirnya tugasnya menjadi seorang kakak terbayar ketika pengorbanan takdirnya sudah diberikan kepada adiknya Xu An Ran di bumi.

"Bukankah Jodohmu bersama pria itu? Putera Mahkota yang asli? Kau memberikannya kepada adikmu padahal bisa saja Staff kematian memberikannya ketika ia mati," kelinci Yui berbicara mengoceh dengan sangat lancar. ia memang sangat cerewet ketika bersama Feifei. Raja Akhirat memberikannya ketika menemukan kelinci Yui berada di sebuah taman Istana Langit miliknya di pohon ceri. Feifei memintanya untuk tidak menghukum kelinci Yui karena hampir memakan seluruh buah ceri di taman Istana Langit Tujuh milik Raja Akhirat Yan Luo Wang.

"Aku sudah menjadi Xian Tong, banyak Xian Tong disini jika aku ingin menikah. maka, Tuan Yan akan memberikanku jatah Xian Tong yang lain. Tetapi, aku tidak masalah jika tidak menikah karena aku belum menemukan yang tepat," Xu Feifei menatap langit dengan tubuhnya yang masih terbang diatas langit bersama awan. angin semilir dengan sinaran matahari yang memancar di wajah cantiknya. selendang sutra hanfu miliknya begitu manis.

"Kau kakak yang baik, ia pasti bahagia kelak tetapi takdirnya di bumi sangat banyak misteri," kelinci Yui menjawab apa yang Xu Feifei katakan. perutnya berbunyi dan mengecap liur.

"Aku akan meminta semangkuk tangyuan untukmu kepada dayang Yue Lao ketika kita tiba di Istana."

Kelinci Yui begitu gembira ketika Xu Feifei berbicara makanan kesukaannya, "Benarkah? kau sangat terbaik Fei."

Kendaraan Awan sudah sampai di Istana Yue Lao, awan langit mendekati tangga Aula Istana besar. Siapa pun para makhluk abadi bisa kesini untuk melakukan pernikahan langit. Dari jauh kedua mata Xu Feifei melihat banyak sekali para dayang istana yang sibuk karena akan ada perayaan festival bulan. Tidak ada satupun pengawal yang menyambut kedatangan Xu Feifei, "biasanya mereka menyambutnya tetapi sekarang kenapa tidak ada yang menyambutnya? Mungkin mereka sedang berkumpul di ruang Tuan Yue Lao."

Xu Feifei menuruni awan dengan terbang, selendang miliknya masih dalam pelukan.

Kelinci Yui berdiri diatas pundak Xu Feifei, "ini sangat ramai, apakah aku akan mendapatkan semangkuk tangyuan. Ah, sepertinya hanya mimpi jika aku bisa makan semangkuk tangyuan," Yui merasa dirinya putus asa ketika berbicara.

Perutnya sudah berbunyi tidak karuan hingga terdengar oleh telinga Xu Feifei. Xu Feifei tertawa kecil dengan geli karena aksi cerewet yang kelinci Yui lakukan.

"Tertawalah jika itu membuatmu bahagia Xu Fei!" Kelinci Yui menyilangkan tangan. Sungguh kelinci yang sangat imut.

Xu Feifei berjalan pelan sambil melihat-lihat pemandangan di taman Istana, "tidak ada yang berubah padahal akan dilaksanakan festival bulan," Xu Feifei menatap lekat-lekat melewati pilar-pilar ukiran naga besar yang meliuk-liuk. Istana Yue Lao selalu ramai karena banyak sekali pernikahan langit di lakukan. Ini untuk manusia yang akan ditakdirkan sebagai ikatan sepasang jodoh.

Xu Feifei menuju ruang dapur Istana Yue Lao, dirinya ingin memenuhi sebuah permintaan kelinci Yui ketika hendak perjalanan menuju Istana.

Beberapa pengawal menghadang tubuh Xu Feifei dengan tombak yang mereka pegang, "mohon berhenti karena Istana Yue Lao sedang ada persidangan bersama beberapa pejabat istana," Feifei keheranan karena baru pertama kali dirinya dihadang oleh beberapa pria bertubuh besar dengan pakaian lengkap pengawal Istana Yue Lao.

"Tuan Yue Lao beserta para dayang tidak pernah mencegahku untuk masuk. Ini baru pertama kalinya aku ditahan sedangkan aku ingin ke dapur Istana meminta beberapa kue untuk perayaan festival bulan," Feifei merasa tidak senang akan apa yang para pengawal katakan kepadanya dengan membawa kedua buku catatan akhir manusia dan dirinya yang harus segera dibawa ke Dewa Yue Lao dan menemui Jaksa Niu. Dirinya sudah berjanji untuk meminta semangkuk tangyuan tentunya untuk kelinci Yui.

Kelinci Yui begitu ketakutan sehingga langsung masuk ke kantung saku yang melekat di pinggang Xu Feifei.

Beberapa Xian Tong lewat melewati jalanan Istana dengan membawa beberapa piring mantau. Dengan beberapa tertawa karena mereka akan mengadakan festival bulan. Chang E' tepat hari ini akan merayakan festival hari raya bulan.

"Jika hari ini hari raya bulan maka adikku terbangun kembali di saat hari raya ini," Xu Feifei semakin bersemangat untuk lepas dari beberapa tahanan para pengawal istana Yue Lao.

"Bisakah kalian melepaskanku? Aku ada hal penting dari yang mulia Raja Yan Luo Wang," baru saja dikatakan Xu Feifei para pengawal istana langsung membuka jalan untuknya. Kesal dan emosi membuat Xu Feifei geram.

"Kalian jangan menahanku lagi. Hey anak-anak! Kau yang disana. Aku meminta mantau beberapa untukku!" Teriak Xu Feifei didekat para pengawal Istana.

Beberapa Xian Tong terpanggil dan terdiam, mereka saling menunjuk dirinya sendiri dan menghampiri Xu Feifei yang berdiri didekat para pengawal istana, "Kenapa kau memanggil kami dengan sebutan anak-anak bukan kah kau Xian Tong juga sama seperti kami? Ini mantau untukmu. Diberikan lima dan jangan meminta lagi," para Xian Tong pergi meninggalkan Xu Feifei dengan memberikan sebuah kantong mantau berisi lima.

"Hehe.. yang penting aku sudah membawakan makanan untukmu Yui, ayo kita menemui Dewa Yue Lao dan meminta cap resmi perjanjian takdir," Xu Feifei menggoyang-goyangkan kepala seraya memenangi perlawanan terhadap para pengawal istana. Dengan memegang sekantong mantau dan berjalan kembali untuk menjari Jaksa Niu.