Jhony
Aroma tubuhnya wangi yang aku sukai, seolah dia adalah Myura bagiku karena aku telah menandai wangi ini sebagai wangi milik kekasihku yang aku cintai.
Aku menatap lekat dan fokus pada matanya, mencari adakah ketakutan dan keraguan dalam dirinya ketika peluru di dalam pistol ini aku benamkan dalam tubuhnya.
Yang kulihat sekarang adalah kesedihan dari matanya dan sialnya kenapa aku terpengaruh, seketika jiwaku tak tega untuk menyakitinya.
"Tembak saja aku jika itu membuatmu tenang."
Sial!
Aku terprovokasi atas tatapan sendu matanya itu, aku merasakan jika dia mencintaiku, mendambaku, seperti para wanita yang telah aku kecewakan.
"Apa kau punya rasa untukku?" tanyaku penasaran.
Dia membuang wajahnya ke samping, kenapa aku yang kesal..dia tidak menjawab tapi malah mengabaikan aku.
"Apa kau punya rasa untukku?!" Tegasku kembali tapi dia tidak berkata apa pun hanya menutup matanya.