Fauzan menjawab pertanyaan Dika dengan serius, bagaikan seorang pelayan yang mendapat perintah dari seorang raja. Yang lainnya merasa bahwa apa yang dikatakan oleh Fauzan adalah mustahil karena rencana yang akan mereka gunakan baru disetujui beberapa detik yang lalu. Namun, dengan semangat yang berapi-api Fauzan meyakinkan teman-temannya dan akhirnya semuanya menyetujuinya.
"Baiklah, jam 12.30 kalian berkumpul lagi di sini. Sekarang kalian boleh lakukan apa saja sembari mempersiapkan diri," kata Dika.
Kemudian, mereka pun membubarkan diri. Ada yang pergi menuju rumah makan untuk sarapan karena tak sempat sarapan di rumah, ada pula yang berdiam diri di markas untuk mendinginkan tubuhnya dikarenakan suhu pada saat itu mencapai 32° C. Namun, berbeda dengan Fauzan. Dia pergi menuju sebuah minimarket dan membeli sebungkus rokok dan sebotol minuman rasa susu. Setelah itu, dia duduk dan menyalakan sebatang rokok yang dia beli.
Tiba-tiba, seseorang dengan jaket hoodie dan mengenakan celana hitam serta sepatu berwarna hitam mendekati Fauzan. Sembari menikmati rokok yang dia hisap, Fauzan melihat orang itu dan mengenali orang itu yaitu Dicko.
"Zan, apa kau benar-benar yakin akan melakukannya nanti siang? Kita belum tahu rencana itu akan berhasil atau tidak," kata Dicko.
"Itu maksudku, kalau belum dicoba kita tidak akan tahu. Benar begitu, bukan?" kata Fauzan dengan santai sembari menghisap rokok di mulutnya.
Dicko terdiam sejenak setelah mendengar perkataan Fauzan. Setelah beberapa saat terdiam, Dicko mulai membenarkan apa yang dikatakan oleh Fauzan sembari tersenyum tipis. Lalu, Dicko pergi ke minimarket dan membeli sebotol teh dan sebungkus keripik dan kembali menuju tempat Fauzan berada.
Mereka pun mengobrol santai hingga jam menunjukkan pukul 12.00 dan memutuskan untuk kembali menuju markas. Ternyata, Rahman dan yang lainnya sudah berada di sana serta Dika. Kemudian, mereka memastikan apakah rencana yang dibuat oleh Fauzan akan dilakukan sekarang ataukah besok. Dan pada pukul 12.15, mereka sudah setuju dan akan melaksanakan rencana itu jam 12.30.
24 Juli 2025
Jam 12.30...
Dika menjelaskan di mana markas Tiger's Fang berada dan meminta tim pertama yang beranggotakan Fauzan, Dicko, Yodha, Dhani, Sandi, Rasya, Adit, dan Ihsan untuk berangkat menuju markas Tiger's Fang.
Tim pertama menyiapkan kendaraan mereka dan pergi menuju markas Tiger's Fang yang berada di daerah Cicaheum dan agak dekat dengan Terminal Cicaheum.
Setelah perjalanan selama 20 menit, akhirnya mereka sudah berada di Terminal Cicaheum. Tim pertama yang diketuai oleh Fauzan segera mencari markas Tiger's Fang yang sudah diberitahukan oleh Dika.
Sayangnya, setelah sekitar 30 menit mereka tidak menemukan markas itu dan mereka hanya berputar-putar di sekitar terminal. Akhirnya, mereka beristirahat di sebuah warung kecil untuk sekedar membeli segelas minuman. Fauzan kemudian mengeluarkan rokoknya dan menyalakannya. Mereka kemudian mengobrol sembari menunggu sebuah keajaiban yang datang menghampiri. Benar saja, ada dua orang yang pergi ke warung dan mereka mengobrol tanpa sengaja memberikan informasi mengenai geng Tiger's Fang. Fauzan dan tim segera mencari tempat yang orang itu bicarakan dan beruntungnya mereka menemukan markas Tiger's Fang.
"Jadi, apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanya Yodha.
"Bersikaplah seperti orang biasa, sisanya biar aku yang urus," kata Fauzan dengan serius.
Fauzan kemudian dengan santainya mendatangi markas itu, walau timnya menahan tubuhnya agar tidak pergi ke sana karena terlalu berbahaya, namun Fauzan bisa meyakinkan timnya dan pergi menuju markas Tiger's Fang.
Anggota Tiger's Fang yang melihat Fauzan mendekati markas mereka mulai mendatangi Fauzan dengan wajah sombong mereka.
"Apa yang kau lakukan di sini? Kau mau mati, hah?" kata salah seorang anggota geng itu.
"Tidak, aku hanya ingin masuk ke dalam geng ini," kata Fauzan dengan santainya tanpa memikirkan bahwa bahaya mengancamnya.
Kemudian, anggota geng itu menertawai Fauzan dan menganggap bahwa Fauzan hanya beromong kosong saja. Karena sudah tidak bisa menahan amarahnya karena ditertawakan oleh anggota geng itu, Fauzan mulai menghantamkan pukulannya pada anggota yang meremehkan Fauzan. Anggota yang lainnya tak mau tinggal diam, mereka segera mengepung Fauzan dan berniat untuk mengeroyokinya. Namun, karena tingkat refleksnya tinggi Fauzan dapat menghindari serangan yang dilancarkan oleh anggota geng itu.
Kemudian, ada seseorang menghentikan perkelahian mereka. Anggota geng itu kemudian menghentikan pertarungan itu dan memberi hormat kepada orang itu, namun tidak bagi Fauzan karena dia tidak mengenali orang itu.
"Kenapa kalian berkelahi di sini, hah? Siapa yang memulainya?" tanya orang itu dengan nada yang tinggi.
Anggota geng itu menunjuk Fauzan dengan jari telunjuk mereka. Orang itu dengan muka yang amat kesal mendekati Fauzan dan memegang kerah baju Fauzan.
"Berani sekali kau mendekati tempat ini. Kau tahu, ini adalah markas kami, geng Tiger's Fang. Jangan coba-coba membuat masalah di sini," kata orang itu.
Fauzan kemudian bertanya siapakah orang itu dan orang itu pun menjawab bahwa dia adalah ketua dari Tiger's Fang bernama Agung. Anggota tim Fauzan yang mendengarnya dari jauh terkejut bahwa Fauzan berhasil membuat ketua geng Tiger's Fang keluar untuk menghentikan pertarungannya.
Agung mulai bertanya kepada Fauzan kenapa dia mendekati markas Tiger's Fang dan Fauzan menjawab bahwa dia ingin bergabung dengan geng Tiger's Fang.
"Apa kau datang ke sini sendiri?" tanya Agung.
"Tidak, ada beberapa temanku di sebuah warung sekitar 300 meter dari sini," kata Fauzan.
"Apa hanya kau saya yang ingin bergabung dengan gengku?" tanya Agung sekali lagi.
"Mungkin, aku pun tak tahu. Yang pasti, aku sudah serius ingin bergabung dengan geng ini," kata Fauzan dengan bersungguh-sungguh.
"Besok temui aku di sini jam 12 siang, aku ingin tahu apakah kau benar-benar serius ataukah tidak," kata Agung.
Fauzan kemudian menyetujui kesepakatan itu dan pergi kembali menuju timnya. Dia memerintahkan kepada timnya untuk kembali ke markas dan memberitahu rencana yang baru.