Chereads / We Are The Chosen Part 1 : First Mission / Chapter 3 - Relaxing In Cafe

Chapter 3 - Relaxing In Cafe

Fauzan memberitahukan rencana barunya kepada Dika dan yang lainnya. Rencana yang akan dibuat oleh Fauzan adalah besok dia akan pergi lagi menuju markas untuk menemui ketua Tiger's Fang dan meminta persetujuannya untuk bergabung dengan gengnya. Fauzan juga meminta siapa saja yang ingin bergabung bersamanya. Ternyata, belum ada yang berniat bergabung bersama Fauzan karena misinya yang terlihat berbahaya. Akhirnya, setelah beberapa saat ada yang memutuskan bergabung dengan Fauzan antara lain Dhani, Sandi, Dimas, Dicko, Ihsan dan Rasya. Yang lainnya akan mendapat perintah langsung dari Dika saat Fauzan dan tim barunya melaksanakan rencana itu.

"Sebenarnya, aku sangat setuju dengan rencanamu itu karena kita bisa mendapat informasi langsung dari yang bersangkutan. Namun, apakah mereka tidak akan curiga ketika kalian bergabung secara bersamaan?" tanya Dika.

"Sederhanakan saja, kita kasih jarak waktu saat pergi ke markas Tiger's Fang. Maksudku, jika aku pergi ke markas Tiger's Fang hari ini orang kedua akan pergi ke markas Tiger's Fang besoknya dan begitulah seterusnya hingga semuanya sudah bergabung dengan Tiger's Fang. Seperti itulah perumpamaannya," jelas Fauzan dengan wajahnya yang terlihat santai.

Anggota lainnya kemudian memikirkan maksud dari Fauzan karena apa yang dikatakan olehnya kurang dapat dipahami oleh mereka. Kemudian, Dika menjelaskan kembali yang dikatakan oleh Fauzan dengan lebih baik dan akhirnya semuanya mengerti apa yang direncanakan oleh Fauzan.

Fauzan yang melihat mereka baru memahami perkataannya setelah dijelaskan oleh Dika tertawa kecil dan yang lainnya hanya melihat Fauzan dengan heran.

"Sepertinya, besok aku yang akan pertama pergi menuju markas Tiger's Fang. Untuk keesokannya dan seterusnya silakan kalian diskusikan, karena aku harus pulang sekarang," kata Fauzan.

"Aku juga sepertinya harus pulang," kata Yodha.

Kemudian, Fauzan dan Yodha pamit dan pergi menuju kendaraan mereka. Yodha menanyakan kemanakah Fauzan setelah dari sini dan Fauzan menjawab bahwa dia ingin pergi menuju sebuah kafe yang berada di daerah Dago dan mengajak Yodha yang tentu saja diterima oleh orang yang bersangkutan.

Mereka pun pergi menuju kafe yang disarankan oleh Fauzan. Setelah sekitar 20 menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di kafe itu. Fauzan dan Yodha memasuki kafe itu dan memesan satu cangkir kopi hitam dan satu cangkir kopi capuccino. Sembari menunggu kopi pesanan mereka, Fauzan melirik salah seorang wanita yang sedang berjalan menuju keluar dari kafe. Yodha yang melihat Fauzan sedang melirik seorang wanita, dia menggodanya.

"Ada apa, Zan? Kau terpesona dengan kecantikan wanita itu?" tanya Yodha dengan maksud menggoda.

"Bukan, aku hanya merasa bahwa aku pernah bertemu dengan wanita itu di sebuah tempat namun aku lupa lagi," kata Fauzan.

Akhirnya, kopi pesanan mereka berdua pun datang. Yodha langsung meneguk kopinya namun berbeda dengan Fauzan yang kemudian berdiri dari kursi kafe itu dan meminta izin kepada Yodha untuk pergi sebentar dan Yodha mengizinkannya.

Fauzan pun pergi dan bermaksud untuk mengikuti wanita itu. Ketika dia berada di sebuah gang, dia melihat wanita itu bersama dua orang pria yang tentu saja dia tak tahu. Spontan, Fauzan pun bersembunyi di balik tembok sebuah bangunan dan mengintip mereka bertiga dari jauh.

Tiba-tiba, kedua pria itu mulai memeras wanita itu. Fauzan yang melihatnya kemudian menunjukkan dirinya dan memanggil kedua pria itu serta mengangkat jari telunjuknya ke depan dan menggerakannya mengisyaratkan kedua pria itu untuk pergi. Pria-pria itu menertawai Fauzan, kemudian mendatangi Fauzan dan salah seorang di antara mereka memegang kerah baju Fauzan sembari mengancamnya.

Fauzan yang sedang terpojok masih dengan santai berbicara sepatah dua patah kata. Karena kesal, pria itu kemudian menghajar Fauzan dengan sangat keras. Fauzan pun linglung dan pria itu melepaskan cengkramannya dari kerah baju Fauzan. Sayangnya, itu hanyalah tipuan Fauzan belaka dan dia pun kemudian menghajar pria itu tepat di pipi kirinya.

Melihat temannya dihajar seperti itu, pria yang satunya pun kemudian turun tangan dan mulai menahan tubuh Fauzan. Pria yang satunya kemudian mulai menghajar Fauzan tepat di perutnya. Saat kedua pria itu sedang asyik menyiksa Fauzan, ada sebuah papan kayu tipis berbentuk persegi panjang terbang dan mengenai kepala pria yang memukul Fauzan. Ternyata, yang melempar papan kayu itu adalah Yodha.

"Hey, beraninya kalian bermain keroyokan. Kalau berani, mari kita bertanding dua lawan dua," tantang Yodha dengan santai.

Pria yang terkena lemparan papan kayu itu dengan kesal berlari ke arah Yodha sembari mengangkat kepalan tangan kanannya. Fauzan yang tubuhnya masih tertahan oleh pria yang satunya lagi kemudian menendang kaki pria itu tepat di tulang keringnya. Pria itu pun kemudian melepaskan tubuh Fauzan dan Fauzan pun kemudian menghajar pria itu.

Pertarungan dua lawan dua itu berlangsung sengit. Yodha yang lumayan ahli dalam bela diri bisa mengalahkan salah seorang pria itu dalam waktu yang agak lama, sementara Fauzan dengan kemampuan membaca pergerakan lawan dengan susah payah dapat mengalahkan pria yang satunya lagi.

Wanita yang tadinya bersama dua orang pria itu kemudian berterima kasih kepada Fauzan dan Yodha karena telah menyelamatkannya dan dia kemudian mengeluarkan uang yang berada di tasnya namun ditolak oleh Fauzan. Karena merasa bahwa uang tak bisa membalas kebaikan dari Fauzan dan Yodha, dia pun kemudian mengatakan bahwa dia bisa membantu mereka berdua.

Fauzan yang merasa bahwa dia belum membutuhkan bantuan wanita itu kemudian meminta wanita itu memperkenalkan dirinya dan meminta nomor teleponnya bila sewaktu-waktu Fauzan membutuhkan bantuan. Wanita itu pun memperkenalkan dirinya yang bernama Adelia dan memberikan nomor teleponnya pada Fauzan. Setelah itu, Adelia pamit kepada Fauzan dan Yodha kemudian pergi meninggalkan mereka berdua. Begitupun dengan Fauzan dan Yodha, mereka pun kembali menuju kafe.

"Sepertinya, aku memang pernah bertemu dengannya. Tapi, aku lupa di mana kami pernah bertemu," kata Fauzan.

"Alah, itu hanya alasanmu saja bahwa kau memang ingin mendekati wanita itu," kata Yodha dengan nada bercanda.

"Terserah kau saja," balas Fauzan dengan malas.

Kemudian, mereka pun menghabiskan kopi yang sudah agak dingin dan mereka pun berpamitan untuk pulang menuju rumah masing-masing.