NAREN
_________
Jika ditanya siapa yang pandai bikin aku merasa lemah jadi laki-laki? Jawaban cuma satu, Kanya. Masa remajaku nyaris dihabiskan hanya untuk mengejar wanita itu. Aku abaikan semua tawaran cinta dari gadis-gadis yang cantiknya melebihi Kanya. Dulu teman-temanku sering bilang kalau seleraku payah soal perempuan. Namun, mana peduli? Hati dan mataku buta buat yang lain. Aku selalu anggap mereka nggak tahu saja bagaimana rasanya mencintai yang benar-benar cinta.
Dan setelah mendapatkan Kanya, kupikir perjuanganku sudah berakhir. Kenyataannya nggak sama sekali. Mempertahankan Kanya jauh lebih berat ternyata.
Aku akan tetap menjadi Naren yang begitu memuja Kanya, tapi yang dikejar sikapnya biasa saja. Ngenes banget nggak sih?
"Jadi, gimana? Gedung itu mau lo jual ke dia?" tanya Arsen.
Aku mengangkat bahu. "Gue nggak tau. Capek ngomong sama dia."
"Kak, baru juga sebulan lo nikahin Mbak Kanya, udah bilang capek aja. Kalau gitu ngapain lo nikahin dia?"