Suasana masih tetap canggung karena tidak ada satupun yang memperkenalkan diri terlebih dahulu.
Zen pun mencoba mencairkan suasana dengan memperkenalkan dirinya terlebih dahulu.
"Emm ... aku seorang Warrior dengan katana," ucap Zen dengan canggung.
Semuanya masih terdiam tak bersuara, di pikiran Zen dia memohon-mohon, "Ayolah, seorang saja, tolong berbicaralah."
"Ahh iya ... kak Zen sekali lagi aku Ai, role ku Support."
"Celyn, Ranger." ucap gadis yang memberikan tatapan tajam ke arah Zen.
"Ugh... tatapannya seperti menusuk langsung ke jiwa," batin Zen yang merasa tidak nyaman dengan tatapan Celyn
"Mage. ..." ucap gadis ponytail yang memakai jubah dan topeng.
"Oi setidaknya sebutkan juga namamu!" teriak Zen dalam hati.
"Aku Erika, seorang Warrior dengan pedang dan perisai. Mohon kerja samanya tuan bertopeng."
"Ohh ... akhirnya ada yang normal," batin Zen yang merasa lega. "Jadi nama gadis bertopeng itu Yuki kah," lanjutnya dalam hati juga.
"Nah ... panggil saja aku Z–" ucapan Zen pun terhenti, ia berpikir apakah ia perlu menggunakan nama Z atau Zen. Tetapi ia tersadar kalau sebenarnya namanya telah terekspos di daftar anggota Party.
".... Zen, itu namaku."
"Karena semuanya telah berkenalan, bagaimana kalau kita ke luar kota? Aku yakin di sana pasti akan ada lebih banyak monster. Lalu agar lebih efisien bagaimana kalau melakukan Mobbing untuk memancing para monster, lalu menyerangnya dengan skill area."
"Lalu siapa yang akan menjadi mobber? Orang itu harus cepat dan lincah," tanya Erika.
"Kalau itu biar aku saja yang melakukannya." Zen pun mengajukan dirinya, karena ia yakin dengan kecepatannya.
"Kau? Jadi Mobber?" tanya Celyn dengan dingin.
"Uhh ... apa kau mengucapkan hal yang salah?" pikir Zen.
Saat mereka masih berbincang tentang rencana bertarung mereka, muncul sebuah pemberitahuan lanjutan tentang event.
[ Rise of ARC City ]
[ DIMULAI!! ]
"Baiklah ayo kita keluar, seharusnya sudah ada monster yang bermunculan di luar," ajak Ai yang memimpin jalan mereka semua.
"Sepertinya gadis kecil bernama Ai itulah pemimpin mereka yang sebenarnya," pikir Zen setelah melihat kalau ketiga gadis lainnya sangat menuruti perkataan Ai.
»Bagian Luar ARC City«
[Ghost Step]
Tanpa pikir panjang saat sudah berada di luar kota ia mengaktifkan skillnya dan melesat begitu saja melewati semunya.
Hasil dari perbuatanna mengakibatkan keempat gadis itu sedikit terkejut, seperti Zen telah jauh melampaui ekspetasi mereka.
"Kak Zen benar-benar serius sejak mengajukan dirinya sendiri," gumam Ai. "Bagaimana? Bukankah pilihanku tepat?"
"Aku tahu kalau dia terlihat kuat, tapi apa yang membuatmu memilihnya Ai? Bukankah kamu seharusnya mencari player wanita yang cukup kuat?" tanya Celyn.
"Tapi hanya dia yang tersisa, lagipula saat aku menggunakan skill Insight, jumlah battle power yang ia miliki lebih tinggi dari player lain. Dan aku bisa jamin kalau dia adalah pemilik special-class."
Skill Insight milik Ai adalah kategori skill yang langka, yang dimana membuatnya dapat melihat jumlah kekuatan bertempur dan hal lainnnua milik player atau monster.
Dan jika dia menggunakan skill tersebut terhadap player sengan special-class, player tersebut akan memunculkan tanda khusus.
"Apa kamu melihatnya Ai?" tanya Erika.
"Ya, tapi miliknya sangat berbeda. Jika milik Kak Erika berupa malaikat perempuan yang membawa pedang dan perisai. Milik Kak Zen lebih seperti celah berwarna hitam gelap yang mengeluarkan aura keabu-abuan, dan di dalamnya ada banyak sorot mata berwarna merah," jelas panjang Ai
Celyn dan Erika yang mendengar penjelasan Ai sedikit terkejut. Tetapi hal tersebut masih tetap tak berpengaruh kepada Yuki.
"Ai, kamu pasti punya alasan lain kan saat memilihnya," tanya Yuki secara tiba-tiba.
Untuk sesaat keheningan menguasai suasana.
"Seperti biasanya Yuki Nee benar-benar tajam. Yah, alasannya karena permintaan Ryuto-san, dia bilang padaku kalau saat event bertemu player yang memiliki ciri-ciri yang sama dengan Z si penjual potion, usahakan lebih dekat dengannya."
"Huh ... seharusnya kamu tidak perlu mendengarkan Kakak bodoh itu. Jadi, apa Zen ini memenuhi ciri-ciri si Z?"
"Secara tampilan memang sangat sesuai, tapi aku masih belum yakin, apalagi si Z ini belum pernah mempublikasikan nama avatarnya yang asli," ucap Ai dengan nada yang agak murung.
"Kalau begitu kita amati dia dulu saja oke? Pasti akan ada petunjuk saat di pertarungan," ucap Erika sambil memegang kedua bahu Ai untuk menyemangatinya
"Benar kita awasi dia dulu, tapi awas saja jika dia lemah. Aku akan menghajarnya," tambah Celyn yang ikut menyemangati Ai.
Dibalik topeng, Yuki mengukir sebuah senyuman saat melihat kedekatan mereka bertiga. "Z kah ...."
....
Kembali ke lokasi seseorang yang sedang dibicarakan keempat gadis itu, Zen saat ini masih berlari mencari kerumunan monster yang banyak.
"Hatchuu!! Ugh ... yang benar saja, ini game kan? Apa aku kena flu?"
•Chaos Hound•
???? | ☆☆
HP: 7.460
Lv. 20
•Chaos Lycan•
???? | ☆☆
HP: 8.880
Lv. 20
•Chaos Viper•
???? | ☆☆
HP: 7.010
Lv. 20
•Chaos Giant Rat•
???? | ☆☆
HP: 8.100
Lv. 20
"Akhirnya ... mereka cukup beragam ternyata. Yah ... level memang sama, tapi kalau dilihat dari jumlah HP-nya mereka memang berbeda."
Dengan menarik katananya Zen pun mengaktifkan skill pendukunya dan melesat untuk mengerahkan serangan.
[Armament] [Soul Aura]
Walaupun levelnya sedikit lebih tinggi dari para monster yang ia lawan, Zen agak kesulitan karena ada beberapa monster yang memiliki pertahanan cukup kuat.
Lalu beberapa monster berjenis ular mulai menyemprotkan bisanya dan monster berjenis anjing mengeluarkan gelombang lolongannya.
Zen hanya bisa melompat mundur untuk menghindarinya, ia juga mendapat beberapa damage dari lolongan yang mencapainya. Lalu Zen pun mencoba mengeluarkan skill barunya.
[Line Slash]
Tubuh Zen secara otomatis memasang kuda-kuda, tangannya juga dalam posisi menarik katana yang terpasang di sarungnya.
Dan dalam sekejap Zen telah melesat ke arah monster yang ditujunya, dan ia cukup terkejut kalau saat di tengah-tengah lesatan itu tangannya mulai menarik katananya.
Dan saat tarikan itu pula ia merasa kalau tubuhnya sudah bisa digerakan sesuai keinginannya.
[EXP +560]
Lalu dengan beruntungnya Zen dapat memotong salah satu kepala monster yaitu Chaos Lycan.
"Jadi begitu cara kerjanya ...." Sambil memikirkan apa yang telah ia alami sebelumnya, Zen tetap melanjutkan pertarungannya dengan menebas beberapa mosnter sambil menghindarinya.
"Jadi untuk menggunakan skill active, player tidak bisa sekedar berharap skillnya akan berjalan sesuai keinginannya. Mereka juga harus berusaha memaksimalkan skill tersebut dengan usaha mereka. Seperti skillku sebelumnya, di awal aku memang digerakkan oleh bantuan sistem, tapi saat di tengah-tengah gerakan aku bisa menggerakan badanku sendiri. Mungkin jika aku tidak beruntung mengenai leher monster itu sebelumnya, dia tidak akan mati dalam satu serangan," pikir Zen panjang lebar saat mengobservasi cara kerja skillnya.
"Baiklah, cooldownnya telah selesai."
[Line Slash]
Zen kembali ke posisi kuda-kudanya, dan kali ini dia sudah bersiap. Saat tiba waktinya ia melesat dan menarik katananya ia memgarahkannya tepat ke titik fatal monster yang ia incar. "Sekarang," gumamnya.
SLASH!!!
[EXP +623]
[EXP +589]
Dengan ketepatan dan akurasi yang tepat Zen dapat membunuh dua monster sekaligus dalam sekali lesatan.
"Sial, game ini benar-benar semakin jauh, sangat jauh, jauh sekali dari perkiraanku. Bisa-bisa ini membuatku ketagihan." Saat memikirkan hal ini Zen tanpa sadar membuat senyuman yang cukup aneh, atau menyeramkan.
"Baiklah skill selanjut– Ah, aku lupa kalau sekarang berada di sebuah party. Sebaiknya aku harus segera kembali, akan jadi sebuah kesalahan jika membuat para gadis menunggu terlalu lama."
Zen melemparkan beberapa potion Monster Decoy ke berbagai sudut area. Sambil menunggu para monster datang, ia melawan beberapa monster yang masih tersisa di depannya.
Di Lokasi party Zen berada.
"Apa dia mati? Kenapa dia lama sekali?" ucap Erika yang mulai meragukan Zen.
"Huh ... seharusnya aku saja yang pergi, ini membuang-buang waktu." Kali ini Celyn yang berbicara, dengan nada kesal.
"Namanya masih terang di daftar party, jadi kak Zen masih hidup," ucap Ai yang mencoba membela Zen
Di sisi lain Yuki ternyata juga memperhatikan daftar anggota party, disana ia melihat kalau bar HP Zen juga sempat berkurang.
[EXP +112]
[EXP +125]
[EXP +118]
Lalu muncul sebuah notifikasi EXP yang membuat para gadis itu cukup terkejut. Jika salah satu player dalam sebuah party membunuh monster, maka teman satu partynya akan mendapatkan EXP, walaupun tidak terlalu banyak.
"Jangan-jangan ...." Yuki pun hanya bisa mengira-ngira apa yang telah terjadi.
__________
» Line Slash – [I] [1,5%] [Active]
MP Cost : 100
Cooldown : 10 detik
Ket: Dengan melakukan persiapan dan ancang-ancang player akan melesat dalam sekejap, sekaligus melakukan tebasan yang memberikan kerusakan 100% Physical Power.