Chereads / Adventure World / Chapter 27 - Lv. 27 - Game of Thrones

Chapter 27 - Lv. 27 - Game of Thrones

"Kak Zen... apa itu tadi?" tanya Ai yang keheranan.

"Entahlah ... walaupun kalian bertanya aku sendiri juga tidak paham, ahahaha ...," ujar Zen yang mengalihkan wajahnya dengan tawa canggung.

"Ini bukanlah kebohongan, memang sekilas aku merasakan kalau tubuhku menjadi sangat ringan, dan entah kenapa aku sangat yakin kalau seranganku akan membunuhnya," batinnya Zen.

Dengan tidak adanya informasi apapun, Zen hanya bisa berkata apa yang ia tahu. Bersyukur kalau para gadis di depannya bukanlah tipe yang selalu ingin tahu.

"Baiklah kalau begitu, sepertinya party kita akan berakhir sekarang juga." Setelah mengucapkan itu, Ai juga mengirim permintaan pertemanan ke Zen. Dan Zen menerimanya begitu saja.

"Oke, aku paham."

lalu mereka pun pergi ke arah lain meninggalkan Zen sendirian. Dan sampai akhir pun Zen masih penasaran dengan gadis yang bertopeng itu.

"Huh ... bukan hanya skillnya saja, bahkan orangnya pun sangat dingin," gumam Zen.

Setelah itu Zen memutuskan untuk menukarkan point yang telah ia dapatkan.

•Penukaran Point•

Point Player : 12.400

Zist

- 100 Copper : 10 point

- 10 Silver : 90 point

Potion Recovery

- HP Potion III : 100 point

- MP Potion III : 100 point

Random Material Box

- Common Material Box (×10) : 100 point

- Rare Material Box (×10) : 500 point

Random Equipment (Common - Rare)

- Random Weapon Selector : 1.000 point

- Random Armor Selector : 800 point

- Random Accessories Selector : 500 point

....

"Jadi menurut kalian bagaimana Kak Zen itu?"

"Biasa," jawab singkat Yuki, yang disusul oleh Erika dan Celyn.

"Player bertopeng yang kuat."

"Entahlah, tapi melihat dia bahkan masih bersikap tenang saat bertemu Erika bisa dibilang kalau dia orang yang bisa menjaga sikap."

"Tapi Ada kemungkinan dia memang tidak mengenalku loh Celyn."

"Ya ... itu memang bisa jadi. Tapi melihat ketenaranmu yang sekarang kurasa itu hampir mustahil."

Disamping Yuki yang hanya diam, Celyn dan Erika yang masih saling berbincang, Ai hanya bisa menghela napas. "Hah ... percuma saja. Sepertinya aku memang harus berbicara langsung ke Ryuto-san."

....

"Hm ...." Cukup lama Zen berpikir akan menukarkan apa, dan setelah beberapa menit akhirnya ia memutuskan.

"Baiklah aku akan pilih ini."

[ Anda memilih Rare Material Box, jenis material apa yang anda inginkan? ]

» Mineral

» Herb

» Monster Part

» Plant

» Magic Extract

"Jadi aku bisa memilih? Kukira akan acak sepenuhnya. Kalau begitu aku tidak akan menahan diri."

[ Anda mendapatkan Rare Herb Material Box (×50), Rare Monster Part Material Box (×30), Rare Magic Extract Material Box (×20) ]

- 5.000 point digunakan

[ Anda mendapatkan Zist 260 Silver ]

- 2.340 point digunakan

"Jadi sisa pointku 5.060, sudahlah lagipula tidak ada yang membuatku tertarik lagi," gumam Zen.

Setelah Zen melakukan pertukaran tersebut tiba-tiba a diteleportasikan ke dalam kota, tapi kali ini ia tidam sendirian. Melainkan bersama denga sisa player yang lain.

Zen yang berada di tengah keramaian ini sangat terkejut dengan jumlah player yang ada di sekitarnya.

"Ughh ... berapa banyak orang disini? Aku serasa ingin mual." Zen sampai bisa bilang seperti itu karena memang jumlah player di sekitarnya banyaknya tidak main-main.

Lalu tiba-tiba muncul sebuah layar dan dari layar tersebut muncul siaran yang menampilkan seorang player gadis ...

"Tes ... Tes ... Tes ... apa sudah menyala? Oh baiklah, semuanya perkenalkan aku Eri–" tepat sebelum gadis itu menyelesaikan kalimatnya semua player yang ada di sekitar menjadi ricuh tidak terkendali.

"Uwoooohh benar-benar Erika yang asli!!!"

"Kukira tadi adalah penirunya ternyata benar-benar Erika!!!"

"Kau bodoh kah? Mana ada orang yang bisa menyamai wajah Erika."

"AHHH MALAIKATKUU!!!"

"Dia benar-benar Erika Idol terkenal dari Jepang itu kan?!!"

"WOOOOO BENAR-BENAR YANG ASLI!!!"

"Ei santuy bro "

"An*ing cantik banget!!!"

"Norak ba*gsat."

"BLOK"

Semua player sangat histeris dan antusias sedangkan Zen..

"itu benar-benar dia," Zen memasang senyum masam karena tidak menyangka kalau player yang pernah satu party dengannya bukan player sembarangan.

"Tenang-tenang hihi, tidak usah menunda lama-lama ya? Tantangan kedua kali ini kalian pasti kalian sudah siap bukan?"

"Woiyadong."

"Tentu!!"

"AKU SIAP, AKU SIAP, AKU SIAP."

Semua player serontak menjawab dengan kompak, dan Zen masih merasa pusing akan sekumpulan player berisik di sekitarnya.

"Tercatat kalau 60% player aktif A-Wolrd mengikuti tantangan pertama ini. Dan sekitar 50% dari jumlah itu yang masih bertahan pada tantangan pertama ini. Jadi, selamat ya untuk kalian ...," jelas Erika dengan senyuman yang agak menggoda di akhir kalimat.

Dan benar, semuanya semakin menjadi-jadi kecuali Zen yang masih dengan ekspresi datar menahan guncangan dari player lain.

"Sebanyak itu? 60% berarti diawal tadi ada sekitar 540 juta pemain di kota ini. Aku penasaran, sebesar apa kota ini?" gumam Zen.

".... Dan untuk itu tantangan selanjutnya yaitu PVP, disitu kalian bisa lo memilih menjadi sebagai peserta atau hanya sebagai penonton, karena itu silahkan dipilih ya ...," ucap Erika yang semakin pelan sambil ia mengarahkan pandangannya ke suatu tempat.

".... Untuk detailnya nanti akan aku jelasin saat di lokasi, kalau begitu sampai jumpa."

Setelah mengucapkan hal itu layar tersebut mati dan muncul pemberitahuan untuk semua player yang ada di sana.

•ARC City: Game of Thrones•

» Peserta

» Penonton

"Peserta." Setelah mengucapkan itu, tubuh Zen mulai tertutupi oleh cahaya, begitu juga dengan player lain. Dan mereka semua pun menghilang.

....

Zen sudah bisa merasakan tubuhnya kembali. Ia cukup terkejut dengan tempat ia berada sekarang.

"Arena? Sepertinya cukup besar, bahkan aku tidak bisa melihat sisi lengkungnya," ucap Zen takjub.

Semua player sudah berada di tempat nya, di tempat penonton juga sudah penuh dengan player juga.

Lalu muncul sebuah podium datar yang melayang di atas arena. Dan tepat di atasnya terdapat Erika yang sedang berdiri, dan sekali lagi suasana menjadi berisik.

"Halo lagi semuanya ...."

"Erika ... Lihat aku!!"

"LUAR BIASA WOYY."

"SANTAI ANJIRR."

"Huh ... ayolah kalian hanya akan terlihat seperti kera kegirangan jika seperti itu," gumam Zen.

Lalu ada satu hal yang menarik terjadi, pandangan Zen dan Erika bertemu dan disaat itu juga Erika memberikan senyuman yang sangat manis ....

"Huh! Apa maks–" ucapan Zen tiba tiba terpotong oleh para player di sekitarnya.

"Uwaaaahh dia tersenyum padaku."

"Dia tersenyum padaku oiii."

"Heh apa kalian tidak lihat kalau sorot matanya menuju padaku?"

"Aahhh aku sudah bisa mati dengan tenang saat melihat wajah tersenyumnya~"

"Mati saja sana!!"

"Baiklah semuanya kali ini aku akan menjelaskan tentang event yang akan terjadi di arena ini. Saat ini dari sisa player di tantangan pertama, sekitar 40%-nya telah memilih menjadi peserta, dan sisanya menjadi penonton ...."

"Jika jumlah player di event pertama yang tersisa sekitar 270 juta, maka yang ada di arena sekarang .... sekitar 108 juta," pikir Zen saat mendengar penjelasan yang ada.

".... Jadi untuk para peserta akan saling memperebutkan takhta, di sana kalian juga bisa saling memperebutkan point dengan cara saling membunuh.

"Player yang kalian bunuh, 50% pointnya akan menjadi milik kalian. Lalu ada sebuah aturan untuk player yang berhasil menduduki takhta. Mereka tidak diperbolehkan meninggalkan takhta tersebut dalam batas daerah tertentu.

"Jika dia melewatinya maka akan dianggap gugur dan dipindahkan ke tempat penonton. Game akan berhenti saat hanya tersisa satu player di tiap arena. Dan barang siapa yang berhasil menduduki takhta sampai akhir, akan mendapatkan hadiah spesial. Apa semuanya paham?

"Lalu untuk penonton jangan anggap kalian hanya menonton saja ya .... Setiap penonton akan mendapatkan 5.000 point. Lalu akan ada menu 'Bet' yang bisa digunakan untuk mendukung seorang peserta dengan memasang point pada peserta itu.

"Yang dimana jika peserta yang kalian dukung membunuh satu peserta lain, kalin akan mendapatkan 20% tambahan point dari jumlah point yang kalian pasang. Sedangkan peserta yang didukung akan mendapatkan 10% point dari jumlah point yang di pasang tiap pendukungnya, bagaimana? Saling menguntungkan bukan?"

"Bukankah keuntungan akan lebih condong ke pendukung jika dilihat dari perbandingan point yang didapatkan dari hasil taruhan?" pikir Zen yang bertanya-tanya.

"Tapi tunggu dulu ... ada hal lain. Yaitu, jika peserta yang penonton dukung mati, maka point yang di pasang pada peserta yang mati itu akan hilang. Dan satu hal lagi, penonton hanya memiliki tiga kali kesempatan untuk mengganti peserta yang dia dukung. Jadi jika kesempatan miliknya sudah habis dan peserta terakhir yang dia dukung mati, maka penonton itu hanya akan menjadi penonton biasa," lanjut Erika menjelaskan.

"Ohh ... kutarik kata-kataku, ini memang cukup adil. Pendukung akan dibuat berpikir berkali-kali sebelum memilih peserta yang akan ia dukung."

"Jadi bagaimana? Kalian mengerti bukan? Aku sudah menjelaskan panjang lebar begitu loh .... Ohh iya aku lupa bilang kalau peserta yang mati bisa memilih untuk keluar dari event atau menjadi penonton. Semangat yah, sampai jumpa ...."

Setelah mengatakan hal itu Elaine memberikan kiss bye ke arah semua player dan menghilang.

Karena hal itu suasana arena semakin pecah akan teriakan-teriakan tidak jelas. Dan Zen masih setia dengan ekspresi datarnya.

Secara tiba-tiba semua player kembali lagi bercahaya. Lalu mulai menghilang dan muncul kembali di arena.

Tetapi kali ini arenanya tampak berbeda, ada sebuah pembatas seperti sebuah kaca yang memisahkan arena menjadi empat bagian. Dan di masing-masing bagian terdapat sebuah kursi berwarna hitam raksasa di pusatnya. Dan para player tersebar di bagian sisi pembatas.

"Empat bagian? Jadi kemungkinan tiap arena akan diisi oleh lebih dari 20 juta player, ini cukup mengerikan," ucap Zen yang merinding karena jumlah orang yang akan dia lawan. "Yah di sisi lain kurasa ini akan sangat menyenangkan."

[ Hitungan mundur dimulai!! ]