"Sayang," panggil Gavin dengan suara yang sangat lem
Amel menoleh. Disana ada Gavin dengan tubuh yang lesu dan mata yang memerah serta dengan pipi yang basah. Amel berdiri lalu melihat ke tangan Gavin.
"Astagfirullah mas," kaget Amel. Amel meraih tangan Gavin yang terdapat noda ungu serta merah. Sepertinya Gavin memukuli tembok, karena lukanya benar benar ada warna biru ke ungu unguan serta luka yang mengeluarkan cairan merah, yaps darah. Lukanya sampai berdarah serta kulit kulit mengelupas.
"Ini pasti rasanya nyeri ya? Pasti perih juga," gumam Amel sambil meniup niup luka Gavin. Gavin hanya diam menatap Amel. Setelah sadar kalau dia hanya memegang tangan suaminya, Amel menuntun dan menyuruh Gavin untuk duduk di kursi yang ada di meja makan. Sedangkan Amel, Amel pergi dari hadapan Gavin untuk mengambil kotak P3K.