Gavin menutup pintu kamar miliknya dengan pelan. Di dalam ada Amel yang tertidur. Gavin berjalan ke arah ruang keluarga, dimana disana ada Ana, Akbar, Ando, Mora dan Kelvin yang menutup wajahnya. Gavin duduk di sebelah Akbar dengan tangan memegang keningnya.
"Kenapa bisa?" Tiba tiba Kelvin mengeluarkan suaranya di tengah tengah keheningan mereka.
"Gavin gatau Ayah, Gavin gatau apa penyebabnya," jawab Gavin dengan rasa takutnya. Kelvin menghela nafas lelah.
"Bawa Amel ke dokter psikologi, mama curiga kalau Amel terkena Skizofrenia," celetuk Mora.
"Udah, hasilnya bukan itu, dokter bilang hanya sebuah halusinasi yang tercipta karena trauma," jawab Gavin.
"Lebih baik kalian pindah, karena mungkin aja Amel terbayang bayang dengan kematian ibunya," saran Ando. Gavin menutup matanya sambil memijit pelipisnya.
"Mau pindah dimana emang?" Tanya Gavin.