"Sayang, kamu harus berjuang bareng bareng sama aku, oke?" Ucap Amel sambil meneteskan air matanya.
Amel kembali berjuang untuk melahirkan anaknya yang kedua. Amel benar benar sudah lelah dan tidak ada tenaga. Seharusnya Amel melahirkan satu bulan lagi, tapi air ketubannya sudah pecah, dan memang dari kemarin perutnya sudah merasakan mulas, namun Amel memilih bungkam.
"Alhamdulillah, laki laki lagi," ucap dokter. Disebelahnya ada Ana dan Ica yang menemani Amel. Sedangkan Amel melahirkan sambil sesekali melihat ke arah Gavin yang tenang dengan tidurnya.
"Aku ga kuat," gumam Amel sambil mengambil nafas sebanyak banyaknya. Ica dan Ana menggeleng gelengkan kepalanya.
"Lo kuat! Dan lo pasti bisa Mel! Ayo tunjukin sama suami lo kalo lo bisa!" Ucap Ana sambil menahan tangis. Ana bisa merasakan hancurnya Amel.
"Gua kuat karena ada Gavin," gumam Amel lagi. Ana menahan tangis sambil mengelus kepala Amel yang dipenuhi oleh keringat.