Jiwa Yang Lemah
Aku berdiri di tengah derasnya hujan,
dengan rasa yang hancur tak tertahan.
Kemudian aku bertanya pada jiwa yang lemah,
untuk apa aku bertahan tanpa tujuan?
Semakin derasnya hujan, rasanya semakin paham.
Aku tak tahan dengan keterdiaman diri,
yang berujung dengan mengakhiri.
Bukan menyerah yang aku inginkan,
melainkan menjadi yang di inginkan.
Setidaknya aku bertahan,
dengan menerima keadaan.
—Kamelia Putri.
"Nagih banget buat puisi jam segini," gumam Amel. Amel melihat jam dinding yang jarum panjangnya sudah melewati jam dua belas malam. Artinya, sudah mulai pergantian hari dan Amel semakin senang untuk membuat puisi puisi yang lainnya.
"Judul puisi kali ini miris banget," gumam Amel. Amel memandang judul puisi kedua yang dia buat.
Kurang Jelas
Layaknya kabut,
membuat pandangan tertutup.
Warnanya abu abu,
sampai susah disebut.
Kurang jelas pandangannya,
kurang jelas pula tujuannya,
Hidup jangan terlalu banyak menilai,