reyhan mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh dia sangat panik mendengar ayahnya jatuh sakit padahal tadi pagi ayahnya masih baik-baik saja saat dia melihatnya sangking paniknya dia sampai tidak fokus pada jalan saat menyetir dia tidak melihat bahwa lampu jalan sudah berubah menjadi merah dia langsung menginjak rem secara mendadak dia hampir saja menabrak orang yang berlalu lalang menyebrang jalan dan tak sengaja juga mobil di belakang pun menabrak mobil reyhan
"aaww.. ya ampun "lirih reyhan saat mobil di belakang menabrak mobilnya orang yang menabrak mobil reyhan tadi turun dari mobilnya menghampiri reyhan
"tok.. tokk.. "suara ketukan dari luar kaca reyhan menoleh ka arah suara ketukan tadi terlihat seorang wanita berdiri di luar sana
"hey lo ga bisa nyetir ya main rem mobil sembarangan aja,, keluar lo dari mobil " ucap wanita tersebut sambil mengetok kaca mobil reyhan pun melepas sabuk pengamannya lalu keluar dari mobil.
"biasa aja dong lo yang nabrak mobil gue " ujar reyhan dengan kesal, wanita yang di depannya ini tidak terima dengan perkataan reyhan langsung mengomeli reyhan
"heh denger ya kalo lo ga ngerem ngedadak gue juga ga akan nabrak mobil lo tau ga"ujar wanita tersebut yang sama kesalnya
"liat nih mobil kesayangan gue lecet gara-gara lo "ucapnya sambil menunjuk ke arah mobil yang lecet reyhan menghela nafas beratnya " "ok gue akui kalo gue emang salah gue minta maaf karena ngerem ngedadak tapi bukan mobil lo aja yang lecet disini mobil gue juga lecet kali"balasnya yang semakin kesal di buatnya
"maaf.. maaf pokoknya gue ga mau tau lo harus ganti rugi ..sini ktp lo mana "ujar wanita tersebut lalu minta ktp reyhan, reyhan memutarkan bola matanya karena kesal
"mana buruan sini "ucapnya lagi reyhan pun menuruti keinginan wanita tersebut dia lalu mengambil ktp di dalam dompet .
"nih ktp gue "ujarnya sambi menyerahkan ktpnya
"ktp lo gue tahan.. lo beruntung kali ini karena gue lagi sibuk jadi gue akan bebasin lo kali ini semua tagihan mobil di bengkel nanti gue kirim ke alamat rumah lo ...makannya kalo nyetir tuh yang bener pake mata jangan pake dengkul "ucapnya setelah mengambil ktp reyhan lalu pergi dengan begitu saja setelah mengejek reyhan .
"hey lo.. dasar lo ya cewe aneh "teriak reyhan sambil menunjuk ke arah mobil yang sudah melaju jauh.
"iiissshhh.... hari ini gue sial banget sih hampir nabrak di tabrak ktp gue di ambil aaaarrggghhh"gumamnya sambil memegang kepalanya, lalu reyhan kembali memasuki mobil dan melaju menuju rumah sakit .
mobil ayu terpakir di perkarang rumah
dia buru-buru keluar dari mobil berlari ke arah pintu disana ayu melihat stiker warna merah yang di pasang di depan pintu yang bertanda "disita oleh bank " matanya tidak percaya dengan apa yang dia liat dia langsung masuk kedalam rumah betapa terkejutnya dia melihat semua stiker di seleruh penjuru rumah.
"mamah... papah.. kalian dimana.. papah.. mamah "ayu berkeliaran di dalam ruangan mencari kedua orangtuanya di seluruh rumah
"kalian pasti bercandakan sama aku ini semua bohongkan pasti kalian cuma mau ngerjain aku aja kan pah mah "suara ayu memenuhi ruangan yang kosong ini dari arah belakang seseorang menghampiri ayu .
"non tuan sama nyonya udah pergi "suara seseorang di belakang ayu, ayu langsung membalikan badanya
"mang jono "sahut ayu saat melihat orang yang berbicara di belakangnya yang ternyata mang jono pengurus rumahnya
"mang kenapa semuanya bisa kaya gini kenapa semua stiker merah ini di tempel di rumah kita mang terus kenapa mamah sama papah juga harus pergi ke Amerika tolong jelasin semuanya sama aku apa yang terjadi"tanya ayu kepada mang jono, mang jono menunjukan ekspresi yang perihatin dan mulai menjelaskan apa yang terjadi semuanya kepada ayu .
"jadi perusahaan papah bangkrut gara-gara papah kalah tender "ulang ayu setelah mendengar penjelasan dari mang jono
"iya non dan hutang tuan sama bank terlalu besar sehingga semua properti aset rumah dan semua isiniya disita oleh bank non cuma mobil saja yang non punya satu-satunya yang tidak disita oleh bank "lirihnya, ayu tidak bisa berkata apa-apa dia hanya diam terpaku ayu masih tidak percaya dengan apa yang di alaminya ini semua bagaikan mimpi buruk baginya dia terduduk lemas pikirannya entah kemana dia tidak bisa memdengar perkataan mang jono satu pun dia tidak tahu lagi harus bagaimana.
Bersambung...