Pada kesempatan itu, Andrew memberi tahu segalanya pada ibunya agar dapat melepaskan simpul di hatinya. Dia merasa sedikit lega setelah mengatakan semua yang diketahuinya. Hanya saja, ibunya sama sekali tidak terkejut. Ny. Medeena malah lebih tertarik dengan kondisi Zavier setelah mengetahui kebenaran bahwa Lea masih hidup.
"Bagaimana keadaan Zavier saat ini?", tanya Ny. Medeena.
"Dia sempat kacau, tapi setelah tahu Lea masih hidup, dia baik-baik saja", jelas Andrew.
"Dan satu lagi...", ucap Andrew ragu.
"Apa bocah nakal itu masih melakukan kesalahan lain?", tanya Ny. Medeena.
"Ehm, tidak tepat disebut kesalahan", sahut Andrew.
"Kesalahan apa yang tidak bisa disebut kesalahan, selain Zavier memaksa untuk menikahi Lea", jawab Ny. Medeena dengan nada santai.
"Bagaimana Mama bisa menebak dengan benar?", tanya Andrew.
"Anak itu dari dulu juga sudah terobsesi pada Lea, bahkan diam-diam mengirim orang untuk mengawasi Lea", jelas Ny. Medeena.
"Tapi kondisi Lea tidak seperti dulu", ucap Andrew.
"Lea bukan gadis sederhana yang bisa dibaca like an open book, dia gadis nakal yang agak manipulatif. Lea bukan jenis orang yang akan merugikan dirinya sendiri, apalagi memilih akhir yang menyakitkan", jelas Ny. Medeena.
"Jika benar-benar berniat mengakhiri hidupnya, dia akan memilih cara yang anggun dan tidak mengundang perhatian orang lain. Tindakan Lea kali ini hanya untuk mempublikasikan kematiannya", lanjutnya.
"Jika dugaan Mama benar, bahkan kamu tidak akan menemukan jejak luka apapun pada Lea", lanjutnya lagi.
"Luka?", ucap Andrew seperti bertanya pada dirinya sendiri sementara pikirannya benar-benar melayang.
Andrew benar-benar tidak percaya bahwa Lea merencanakan segalanya dengan apik hingga bisa menipu semua orang, termasuk dirinya. Dia terbungkam dengan realita mencengangkan bahwa perempuan muda yang dulunya innocent berubah menjadi manipulatif dan bertindak selicik itu hanya demi mewujudkan semua ambisi dan keinginannya. Dia merasa telah dibodohi dan benar-benar tertipu.
"Lea sama sekali tidak terluka, tapi Dr. Allan hanya mengatakan putrinya dalam kondisi kritis", jelas Andrew.
"Jika Lea benar-benar kritis, apa Allan akan membiarkan putrinya menempuh perjalanan melelahkan kembali ke Indonesia?", ucap Ny. Medeena Albert.
Andrew tercengang, speechless, tidak bisa berkata-kata. Dia telah banyak menjumpai orang manipulatif yang penuh tipu muslihat, tapi belum pernah bertemu dengan seseorang seperti Lea. Bahkan, bisa memaksa seorang Allan Miller yang selalu logis dan penuh pertimbangan untuk menjadi aktor dalam drama kejamnya.
"Tapi, apa Mama yakin Zavier akan baik-baik saja jika menikahi Lea?", tanyanya lagi.
"Zavier telah berhasil melewati semua ujian Lea. Sekarang, Lea sudah tahu bahwa Zavier benar-benar mencintainya dan tidak akan keberatan menjadi cucu menantu mama", jelas Ny. Medeena.
"Kamu bisa berangkat lusa untuk mengurus surat pernikahan mereka", lanjutnya.
Andrew hanya mengangguk meskipun hatinya masih ragu, lalu meninggalkan ruang kerja ibunya. Sementara Ny. Medeena benar-benar diliputi kebahagiaan karena akhirnya akan segera bisa mewujudkan keinginan terakhir mendiang putranya, melihat Zavier menikah dengan Lea.
"Gadis nakal itu menepati janjinya", batinnya lalu tersenyum.
***