"Sampai jumpa di kehidupan selanjutnya." Ucapan yang Erna lemparkan padanya tadi berputar-putar di kepala Aya. Suaranya menggema di telinga Aya terdengar begitu jelas bagai badai yang menerjang begitu kerasnya. Lagi dan lagi. Aya tidak bisa menyelamatkan orang yang ada dalam mimpinya.
Satu langkah Aya maju. Kemudian melihat ke arah bawah. Begitu melihat warna merah darah yang ada di bawah sana, tubuh Aya langsung luruh. Aya ingin tidak percaya dengan apa yang terjadi. Aya berharap bahwa ini masih mimpi. Tapi rasa sakit yang menerjang dadanya saat ini terasa begitu nyata.
Tang!
Suara pintu atap di buka dengan keras langsung menyadarkan Aya dari keterkejutannya. Aya langsung menoleh dan mendapati Tian di sana. Sontak air mata Aya mengalir saat melihat Tian.
"Tian." Lirih Aya. Tian langsung berlari mengintip ke bawah. Melihat apa yang terjadi, melihat banyaknya keramaian di bawah sana, lantas Tian segera memberi Aya pelukan penenang.