"Pergi Yan. Selagi aku masih baik."
Tian menghela nafas panjang. "Ya udah, sekarang kamu tenangin diri kamu dulu. Besok aku ke sini lagi."
"Jangan ke sini lagi..." Tian membulatkan matanya. Sedangkan Aya menahan air mata yang hendak mengalir dengan kuat.
"Atau aku akan menghilang sepenuhnya dari kamu. Kamu enggak akan bisa lihat aku lagi ataupun tahu keberadaanku." Setelah mengatakan itu Aya berbalik pergi. Namun dengan cepat Tian menahan tangan Aya. Sebisa mungkin Aya menunjukkan tatapan tajam pada orang di hadapannya ini. Kepada orang yang di cintainya.
Aya harus bisa melepaskannya, untuk keselamatan Tian.
"Apa lagi?"
Tian hanya terdiam dan itu membuat Aya bingung.
"Oh, aku lupa. Katakan hal itu juga pada Wati. Terima kasih untuk hal yang telah dia lakukan untukku. Tapi dia harus berhenti. Aku bisa mengurus diriku sendiri." Ucap Aya lagi. Kali ini Aya tidak membiarkan Tian menahannya lebih lama. Aya menarik tangannya dari Tian dengan kuat dan masuk ke dalam.
Blam!
