Sepasang manik indah yang telah terpejam selama hampir tiga bulan itu terbuka perlahan. Wanita itu mengerjapkan matanya berulang kali. Mencoba untuk memfokuskan pandangannya ke sekitar. Meski begitu, ia sama sekali tidak tahu bahwa dia baru saja terbangun dari sebuah koma.
Aya, perempuan itu terbangun tepat saat tidak ada seorangpun disisinya. Di sana, dengan perlahan Aya mulai terisak. Bangun dengan perasaan seperti ini sangat jarang Aya rasakan karena Aya selalu mendapat mimpi buruk. Namun sekarang yang Aya dapat bukanlah mimpi buruk ataupun mimpi menyedihkan.
Aya melihat bundanya di dalam tidurnya. Aya sangat senang, bahkan Aya sangat merindukannya. Itulah mengapa Aya meneteskan air matanya. Sebenarnya bayangan tentang bundanya semakin pudar dan pudar setiap tahun. Berkat mimpi ini, Aya bisa mengingat lagi bagaimana bundanya.
Aya bahkan masih merasakan jangan dan halus tangan bundanya yang mengelus kepalanya dengan sangat lembut.