Pagi ini seharusnya menjadi pagi yang sangat cerah untuk semua yang merasakan hangatnya sinar matahari pagi. Namun sepertinya itu tidak berarti bagi Wati. Wanita itu sedang duduk berhadapan dengan pembunuh suaminya. Jika saja hukum tidak berjalan, mungkin Wati akan membalas dengan tangannya sendiri.
Tangan kanan Wati yang ada di pangkuannya mengepal kuat. Menahan segala kemarahan yang timbul akibat melihat wajah orang yang ada di hadapannya. Sungguh, memiliki kesabaran seperti Wati adalah hal yang tidak mungkin orang lain rasakan jika berada dalam posisi yang sama.
"Suamimu sudah lama bermain di belakangmu." Wati sedikit terkejut, namun masih tetap menyembunyikan ekspresi itu dari wanita di hadapannya.
"Sudah lama." Wati membeo. Ingin sekali rasanya tidak mempercayai ucapan itu. Tapi jika Wati menoleh ke belakang dan melihat sedikit ke masa lalunya, sangat mungkin jika Verdi melakukan hal itu.