"Ya sudah, kalau begitu. Kalau aku udah selesai mandi kita bicara bareng-bareng di sini." Wati dan Aya mengangguk setuju, kemudian Cicil melangkah masuk ke dalam kamarnya.
Memastikan Cicil sudah masuk dan tidak terlihat. Wati bangkit dan memeriksa pintu kamar yang tertutup itu.
"Aya." Panggil Wati sembari berjalan cepat menuju Aya dengan wajah panik. Wati memanggil Aya dengan volume suara yang pelan berulang kali.
"Ada apa?" Aya juga ikut bertanya dengan hanya menggerakkan bibirnya.
"Lihat apa yang aku temuin." Wati mengangkat sedikit sweater yang di kenakannya dan mengeluarkan sesuatu dari sana." Aya mendelik saat melihat yang Wati keluarkan adalah kain putih dengan bercak darah yang mengering di mana-mana.
"Ini kain kafan. Yang kita lihat di CCTV."
"Kamu dapat dari mana?" Tanya Aya panik.
"Ada di lacinya dia." Wati segera meraih tas kecil yang tadi di bawa olehnya. Mengeluarkan pakaiannya dan memasukkan kain putih itu ke tempat yang paling dasar untuk bersembunyi.