"Kamu gimana Ya? Kamu enggak apa-apa?" Tanya Cicil sambil menunjukkan ekspresi khawatir. Aya tersenyum kecil sembari menggelengkan kepalanya. Bagaimana Aya bisa mengatakan bahwa dirinya terbiasa?
"Aku enggak apa-apa." Ucap Aya. Namun Wati sedikit tidak mempercayainya. Cicil menatap Aya dengan curiga.
"Kenapa?" Tanya Aya menyadari bahwa Cicil menatap matanya dengan curiga. Mata menyipit, mencoba mencari kebenaran dari Aya.
"Beneran?" Tanya Cicil dan Aya menghela nafas panjang karena tidak di percaya. Lantas Aya tersenyum simpul.
"Beneran Cil, aku enggak apa-apa. Kamu cukup fokus sama Bram sama Rehan aja." Ucap Aya meyakinkan Cicil dan akhirnya Cicil mengalah dan menganggukkan kepalanya.
"Ayo kita berdoa semoga masalah Indri cepet terselesaikan." Seru Aya lagi, mencoba mengalihkan perhatian Cicil darinya. Aya masih bisa melihat manik Cicil yang terlihat curiga padanya. Aya sampai bertanya-tanya pada dirinya sendiri apakah dirinya memang tidak bisa di percaya?
Kring!