"Lakuin yang menurutmu benar Ya. Aku akan dukung kamu."
Aya tersenyum, lalu Aya terdiam cukup lama. Banyak sekali orang yang meninggal melalui mimpi Aya. Anugrah? Bisa melihat kematian orang? Bukan. Itu sangat menyiksa Aya saat ini. Dari dulu sampai sekarang, itu membuat Aya gila.
Mungkinkah ini saatnya untuk menghentikan mimpi-mimpi ini? Caranya?
Aya menatap Tian dengan serius. Mata sembab miliknya tidak mengurangi tatapan tajam yang Aya beri untuk Tian.
Aya menarik nafasnya dalam-dalam. "Kalau aku mau bunuh diri, kamu tetap dukung aku Yan?"
Aya menatap manik Tian yang membulat dengan lekat. Tian terdiam cukup lama, namun Aya masih menantikan jawaban apa yang akan Tian berikan padanya. Meski Aya tahu, Tian tidak akan setuju tentang hal itu.
"Maksud kamu apa?" Tanya Tian dengan nada yang sedikit rendah. Tian terlihat menahan emosinya.