"Ngapain bingung, kan Wati bisa sama Aya. Ntar kamu sama aku Yan." Ujar Verdi dan Aya langsung menjentikkan jarinya setuju dengan apa yang Verdi ucapkan. Sontak Tian menatap Verdi dengan tajam. Memperingati Verdi untuk diam.
"Bener tuh." Ujar Aya cepat sambil tersenyum lebar. Hampir saja Aya tertipu oleh muslihat yang Tian ciptakan.
"Dosa loh, mikir yang jorok." Ujar Wati bangun dari tidurnya sambil menguap. Aya mengacungkan kedua jempolnya saat mendapat dukungan dari Verdi dan Wati. Sedangkan Tian saat ini mengerucutkan bibirnya sebal.
Wati menguap panjang lalu memeriksa kondisi sang beby yang tertidur lelap di sampingnya.
"Maaf saya lama." Keempat orang yang sedang duduk santai itu sontak duduk tegak. Mereka menoleh secara serentak ke arah sumber suara.
Dia bukan Johan. Dia orang yang lebih Tua dari Johan. Siapa dia?