"Ini kalian mau ramal sendiri-sendiri?" Tanya peramal itu dan keduanya menganggukkan kepalanya.
"Iya, kita sendiri-sendiri. Tapi kita datang bareng. Enggak masalah kan kalau kita duduknya juga barengan sekarang?" Tanya Wati memastikan.
"Tidak masalah selama kalian tidak maslah juga ramalan kalian di dengar orang lain." Aya dan Wati saling menatap sebentar. Bertanya melalui tatapan. Apakah tidak masalah jika saling mengetahui. Akhirnya mereka menganggukkan kepalanya yakin.
Walaupun sebenarnya Aya sedikit tidak ingin Wati tahu apa yang sedang Aya alami saat ini. Aya tidak ingin Wati tahu apa yang sedang Aya khawatirkan. Namun Wati teman Aya kan? Jadi bisakah Aya mempercayai satu orang untuk masalahnya?
"Kalau gitu, aku mulai dari mbak." Ujar sang peramal sambil menarik tangan Wati. Aya pun ikut menyimak apa yang di lakukan oleh peramal itu. Peramal itu tampak meneliti garis tangan dan garis wajah Wati.
"Jadi..."
Aya dan Wati menyimak.