Tian menghubungi lagi, dan kembali tidak ada jawaban. Setidaknya suara dering itu benar-benar bisa mengantarkan Tian pada keberadaan Aya.
Tian membuka pintu kamar itu dan menemukan seluruh ruangan Aya gelap gulita. Tian tidak bisa melihat dengan jelas di manakah Aya, namun layar ponsel nya hidup.
Tian mengambil ponsel Aya, mematikan panggilan itu. Lalu Tian mencari skalar dan menghidupkan lampu dalam ruangan ini. Setelah itu barulah Tian bisa melihat seorang wanita tidur dengan tenang di bawah sebuah selimut tebal berkarakter. Tian ingin tertawa melihat itu, namun apa daya, Aya yang seperti itu sangat Tian sukai.
Tian mendekat, duduk di tepi kasur tepat samping Aya dan mengusap pipi Aya dengan pelan. "Aya, ayo bangun.udah makan belum?" Tanya Tian penasaran. Hal selanjutnya yang Tian sadari adalah Aya sedang sakit.
Wajah Aya pucat dan memiliki banyak keringat di dahinya. Tian bahkan bisa melihat raut di dahi Aya yang berkerut dalam. Seperti sedang menahan rasa sakit.