Aya menaruh magic pen yang ada di tangannya ke atas meja. Suasana tenang di cafe ini tidak dapat membantu Aya untuk fokus menggambar sama seperti sebelumnya. Ini semua karena beban pikiran yang ingin Aya lupakan justru menjadi semakin menumpuk.
Tentang semakin mendekatnya mimpi Rara, juga tentang para penerima donor yang meninggal secara ganjil, lalu belum adanya kabar terbaru tentang mayat milik Citra. Aya merasa semakin menggila jika seperti ini.
Aya bersyukur karena memiliki kesibukan yang sesekali membuat Aya lupa akan semua permasalahan itu. Aya memiliki pekerjaan menggambar yang menghabiskan waktu dan juga ada tambahan proyek bersama dengan Rehan yang sebentar lagi akan di mulai.