"Lagian aku enggak mungkin kasih tahu soal Cicil ke dia, karena Citra sama Cicil kan memang berbeda." Wati mengacungkan dua jempolnya setuju. Urusan satu dan dua tidak mungkin di campurkan. Lagian Cicil tidak kenal oleh Farhan, bahkan sebaliknya.
"Setelah di pikir, enggak mungkin juga Citra itu Cicil. Kamu ingat kan kalau Citra nyumbangin organnya. Jadi mustahil bangkit tanpa organ tubuh kan? Kita aja yang overthinking. Kita berdoa aja, semoga Citra segera ketemu." Lagi dan lagi Wati hanya bisa mengangguk, menyetujui ucapan yang Aya lontarkan.
Wati yang sibuk memilih pakaian, tiba-tiba terbengong. Tangannya berhenti bergerak dan tatapannya terlihat kosong. Awalnya Aya tidak menyadari hal itu, namun saat Aya mencoba bertanya pada Wati haruskah Aya membeli sebuah baju barulah Aya sadar temannya itu sedang jadi incaran setan karena melamun.