Sudah banyak cara Aya coba lakukan untuk bisa menghindar dari pertemuan antar komikus dan editor itu. Jujur saja, Aya tidak akan segan-segan mengatakan bahwa Aya takut. Ya, takut pada Cicil yang memiliki kemungkinan bahwa dia adalah Citra.
Tapi tetap saja, Aya tahu Aya tidak bisa terus-menerus menghindar darinya. Justru jika Aya tetap seperti ini, mungkin Cicil akan benar-benar curiga.
Aya menghela nafasnya panjang. Tian tidak mengangkat panggilan darinya. Maka dari itu Aya berniat untuk datang menemui Cicil di sebuah cafe yang sangat ramai pengunjung. Berharap dengan itu ketakutan yang Aya punya menghilang.
"Aya!" Aya berjengit saat sebuah tangan menepuknya dengan lumayan kencang. Jantung Aya berdebar dan setetes keringat meluncur lancar di keningnya. Aya takut.