Setiap Aya melihat Rara, perasaan bersalah dan perasaan sedih selalu saja muncul. Semakin menjadi, biarpun Aya sudah memantapkan hatinya untuk merelakan setiap takdir yang datang melalui mimpinya. Ini tetap saja menyakitkan bagi Aya.
Aya hanya sudah terbiasa untuk tidak terdiam saja. Aya ingin melakukan sesuatu untuk Rara. Namun Aya tahu, bahwa dirinya tidak bisa mengubah apapun. Kematian akan tetap datang.
Karena sebuah kebetulan lagi, Aya bertemu dengan Rara. Di sinilah mereka sekarang. Di sebuah super market, Aya menemani Rara membeli belanja bulanannya. Susu hamil dan beberapa camilan.
"Yaa, maaf kamu malah jadi bawa belanjaan aku." Ucap Rara begitu menoleh ke belakang, melihat Aya mendorong sebuah troli yang hampir penuh dengan sembako.
"Enggak apa-apa kali. Ibu hamil kan enggak boleh bawa yang berat-berat kan?"