"apa maksudnya? kenapa Harry? Kiana?" kali ini Cordie yang bersuara sambil sedikit terbata karena makanan memenuhi mulutnya. Anson mengangguk setuju dengan pertanyaan itu karena ia sendiri tak tahu kenapa tiba-tiba Harry menanyakan tentang Kiana. Dave menatap Kiana lekat dengan tatapan aneh yang sedikit sulit diartikan.
"oke.. karena kalian sudah tahu, akan kujelaskan. Harry mendekatiku sudah sejak dua bulan lalu dan aku hanya menanggapi untuk menghormatinya saja. dan kami belum ada hubungan apa-apa" jelas Kiana cepat yang membuat Dave terkekeh pelan karena penjelasan itu sama persis dengan penjelasan saat di dapur tadi. Anson, Cordie dan Daniel tetap menatap Kiana menuntut penjelasan lebih. Mereka heran kenapa Kiana baru menceritakan sekarang sedangkan kejadian itu sudah terjadi selama dua bulan.
"belum? Belum ada hubungan katamu? Jadi, sebentar lagi akan ada?" tanya Cordie menyudutkan Kiana dan itu membuat Kiana terbatuk karena tersedak makannannya. Daniel dengan sigap mengambilkan air dan menepuk pelan pundak Kiana yang terbatuk. "sudah kubilang makan dengan perlahan, Kiana" sergah Daniel. Sedangkan yang lain masih menunggu Kiana menjelaskan lebih detail lagi tentang hubungannya dengan Harry. Karena Kiana merasa mendapat tatapan intimidasi dari semua sahabatnya itu, terpaksa ia akan menjelaskan dari awal.
"jadi.. saat kita sedang kuliah bersama waktu itu, kalian ingat kan kita disuruh berpasangan dan aku dengan Harry. Ya.. jadi mulai saat itulah Harry jadi cukup dekat denganku. Lalu dia menyatakan cintanya padaku tapi aku belum menerimanya. Aku hanya bilang akan memikirkannya dulu karena aku tahu Harry adalah lelaki yang baik dan sopan" jelas Kiana. Keempat sahabatnya pun terdiam sejenak untuk mencerna penjelasan Kiana.
"jadi itu sebabnya kenapa setiap kali ada Harry, kau selalu menghindar?" tanya Cordie yang memang sering mendapati Kiana menghindar jika ada Harry. Kiana mengangguk sebagai jawaban. Anson yang awalnya duduk berseberangan langsung beranjak ke sebelah Kiana.
"kenapa kau baru menceritakan ini sekarang? Kau mau merahasiakannya dari kami?" tuduh Anson dengan wajah penuh kecurigaan dan itu membuat Kiana menggelengkan kepala cepat takut membuat mereka salah paham, walaupun Kiana tahu Anson mengatakan itu hanya untuk menggodanya.
Daniel memukul pelan belakang kepala Anson dan mengatakan "sudahlah.. Kiana mungkin punya alasan. Lagipula itu juga urusan pribadinya". Kiana lega mendengar Daniel mengatakan itu dan membuat semua sahabatnya mengangguk setuju tanpa bertanya lagi. Ya.. Kiana memang punya alasan, karena dia malu menceritakan tentang lelaki. Selama ini Kiana tak pernah bercerita mengenai lelaki pada para sahabatnya dan itu karena memang jarang ada lelaki yang mendekatinya. Kiana berbeda dengan Cordie. Cordie adalah wanita yang didekati banyak lelaki sedangkan Kiana jarang sekali didekati lelaki. Walaupun Kiana tak tahu alasan mengapa itu terjadi padanya, tapi ia bersyukur karena dengan itu ia akan tetap fokus pada kuliahnya saja.
Setelah menyelesaikan makan, mereka kembali berkutat pada tugas sampai jam menunjukkan pukul 10 malam. Cordie melenguh panjang sambil meregangkan tangannya setelah menyelesaikan tugasnya begitu juga dengan yang lain. Kiana menyatukan tugas mereka dan memeriksa ulang jika ada kesalahan atau apapun.
"bagus. Sepertinya sudah cukup" ucap Kiana lega lalu menutup tugas dan mulai merapikan bukunya. Yang lain pun mulai menata barang dan siap-siap untuk pulang ke rumah masing-masing. Setelah itu mereka berpamitan pada ibu Dave sebelum akhirnya memasuki mobil Daniel untuk pulang. Daniel, Anson, Cordie dan Kiana melambaikan tangan pada Dave sebelum akhirnya Dave sudah tak terlihat dipandangan. Karena tadi mereka ke rumah Dave naik mobil Daniel, jadi sekarang Daniel lah yang harus mengantarkan mereka pulang.
"jadi, kau tidak tertarik pada Harry, Kiana?" tanya Daniel ketika hanya tinggal berdua dengan Kiana di mobil karena Anson dan Cordie sudah diantarkan lebih dulu. Kiana melirik Daniel sambil berpikir sejenak dan menjawab, "entahlah. Aku tidak terlalu memikirkannya".
Daniel tersenyum singkat mendengar jawaban itu. Kiana yang melihat reaksi Daniel pun ikut tersenyum walaupun sebenarnya Kiana tak tahu maksud dari senyuman Daniel itu.
"Kiana, menurutku kau harus memikirkan tentang lelaki juga, jangan melulu tentang kuliah. Nanti kau bisa gila" ujar Daniel sambil sedikit tertawa mengejek. Kiana yang mendengar itupun tertawa sambil menggaruk rambutnya pelan.
"Daniel.. kau tahu tak ada lelaki yang mendekatiku. Aku berbeda dengan Cordie" jelas Kiana singkat ditengah tertawanya. Senyum Daniel menghilang perlahan mendengar penjelasan Kiana. Lalu kembali memfokuskan pandangannya kedepan tanpa mengatakan apapun. Kiana yang melihat perubahan ekspresi Daniel pun merasa aneh dan menepuk pelan pundak Daniel sembari berucap, "hey.. kenapa wajahmu serius sekali".
Daniel menghembuskan napas pelan.
"Kiana.. mereka bukan tidak mau mendekatimu. Tapi mereka berpikir kau sudah punya kekasih" jelas Daniel dan membuat Kiana menaikkan sebelah alisnya bingung. Kiana tak paham apa yang dimaksud Daniel dengan 'kekasih' itu. kiana merasa selama ini ia tak pernah dekat dengan lelaki manapun yang bisa membuat orang lain salah paham.
"Kiana.. kau ini pura-pura bodoh atau memang bodoh?" lanjut Daniel lagi dan langsung mendapat tatapan tajam dari Kiana. Jujur, Kiana benar-benar tak tahu apa maksud Daniel. Anggap saja Kiana memang bodoh karena tidak paham.
"Kiana.. semua orang di kampus mengira kau adalah kekasih Dave"
Kiana memelototkan mata mendengar penjelasan Daniel. Ia tak menyangka hal itu yang sedang terjadi padanya. Ia bahkan tak pernah berpikir bahwa kedekatannya dengan Dave menimbulkan gosip itu. kenapa gosipnya harus Kiana dengan Dave? Bukan dengan Daniel atau Anson? Padahal Kiana juga sangat dekat dengan mereka, bukan?.
"tunggu.. apa katamu? Jadi orang-orang mengira aku berkencan dengan Dave? Tapi kenapa?" tanya Kiana sambil mengendalikan nada bicaranya yang sangat terkejut.
"bisakah kau pikirkan sendiri alasannya?" kekeh Daniel sedikit menggoda Kiana yang saat ini mencerna setiap perkataan darinya itu. Kiana memang terlalu polos dan tidak peka dengan keadaan sekitarnya. Mungkin itu sebabnya Kiana tidak menyadari kalau selama ini gosip yang tersebar di seluruh penjuru London Business University adalah seperti itu.
"Kiana.. sekarang coba kau pikirkan. Kau pintar dan baik. selain itu kau juga cantik walaupun tidak secantik Cordie. mana mungkin tak ada lelaki yang ingin mendekatimu" jelas Daniel sambil tertawa keras dan berhasil membuat Kiana melayangkan pukulan cukup keras di bahunya. Entah kenapa Daniel selalu senang melihat reaksi berlebihan Kiana setiap digoda. Menurut Daniel itu cukup lucu.
"sudahlah Kiana.. kau pikirkan saja sendiri apa alasannya" lanjut Daniel yang sudah mulai berhenti tertawa. Diantara mereka berlima, hanya Kiana saja yang tak tahu tentang rumor itu. bahkan Dave saja tahu tentang rumor kencan dirinya dengan Kiana. Memang Kiana terlalu fokus dengan kuliah dan tidak memedulikan hal lainnya. Tapi kecuekannya itu justru membuat Kiana terlihat bodo dimata keempat sahabatnya.
"dasar Kiana bodoh" umpat Daniel pelan tapi penuh seringaian licik. Kiana hampir saja memukul kepala Daniel lagi namun ia urungkan ketika sadar bahwa mereka sudah sampai didepan rumah Kiana.
"awas saja kau, Daniel!" teriak Kiana sambil menutup keras pintu mobil dan berlalu meninggalkan Daniel tanpa menoleh sedikitpun. Sifat seperti itulah yang selalu membuat Daniel gemas dan ketagihan menggoda Kiana.