Dalam perjalanan itu den Ayu banyak sekali bercerita, terkadang rengekan manja juga terdengar dari bibirnya. Terkadang telinga Kirana merasa sangat panas, karena permaisuri tidak berhenti bicara.
"Kalau aku yang cerewet begitu, dia langsung memarahiku!" protes Kirana dalam hati, ia mulai terasa gerah.
Pertigaan jalan menuju desa sudah terlihat, Kirana semakin tidak sabar ingin segera sampai dirumah. "Paman, bibi. Ayo cepat, aku sudah tidak sabar ingin sampai dirumah. Telingaku gatal dan ingin membilasnya dengan air dingin" ucap Kirana berjalan cepat.
"Istriku Sekar. Apa kau lupa jalan pulang?" pertanyaan Raden membuat langkah kaki dan detak jantung Kirana berhenti tiba-tiba.
"Apa dia bilang tadi? Istriku??" gumam Kirana dalam hati. Ia berbalik kemudian menatap Raden tajam. "Apa maksudmu? Bukankah ini memang jalan menuju rumah?" tanya Kirana tegas sambil menunjuk jalannya.