Dalam perjalanan pulang Kirana, Tari dan Sundari berjalan bersamaan. Sepertinya Sundari sangat menghayati perannya kali ini. Ia berjalan lenggak-lenggok, bersenandung sambil mengelus rambutnya. Sedangkan Kirana dan Tari tertawa sampai sakit perut melihat tingkahnya.
"Kenapa kalian menertawakan aku!" protes Sundari.
"Sundari, kau sepertinya menikmati sekali menjadi wanita ya!" ucap Kirana sambil menyeka air matanya yang keluar gara-gara tertawa.
"Tentu, aku kan harus berlatih supaya mereka tidak curiga nantinya" jawab Sundari dengan penuh percaya diri.
"Ya, ya. Kau benar" ucap Kirana lagi, ia berusaha untuk tidak tertawa. Perutnya sudah terasa nyeri.
"Ndoro, apa kau lihat wajah Mayang tadi?" tanya Tari.
"Mbakyu Tari, mana mungkin dia sadar dengan wajah Mayang! Kak Sekar hanya terpaku pada wajah Raden Sastra yang tampan" sahut Sundari.