Kini pedang telah terangkat dan siap menangkis, menebas musuh yang hadir. Sampai pada akhirnya, muncullah beberapa orang dari balik semak-semak itu. Kalima dan Samir siap menyerang, tapi kemudian Raden Sastra menahannya.
"Itu dia!" teriak salah satu orang itu sambil menunjuk Raden Sastra.
"Raden!" ucap Kalima, ia bingung kenapa Raden masih terdiam dan tidak segera memberikan aba-aba sedangkan gerombolan itu semakin mendekat dan jumlahnya juga tidak sedikit.
Sampai pada akhirnya satu persatu wajah mereka terlihat jelas ketika terkena cahaya api unggun, Kalima terdiam, ia sangat paham dengan wajah orang yang sedang berjalan ke arahnya.
Dia adalah aki-aki yang datang semalam, akhirnya Kalima dan samirpun menurunkan pedang dan mengurungkan niatnya untuk menyerang.
"Sembah hormat kami kisanak" ucap gerombolan orang itu memberikan hormat kepada Raden Sastra.