Kirana menarik nafas panjang, ia berusaha tenang dan konsentrasi sambil mengira-ngira jarak tembaknya. "Hyyah!" ucapnya, Sastra pun mulai berlari cepat dan semakin cepat.
Satu putaran Kirana belum menembak ia masih berusaha belajar berdiri tanpa berpegangan, setelah merasa seimbang barulah Kirana mengambil anak panah di gendongannya dan mulai membidik.
Namun baru saja Kirana hendak menembak, ia kehilangan keseimbangannya. Kirana mengurungkan bidikannya dan membenarkan posisi terlebih dulu.
Disisi lain, Raden mengawasi dari tengah lahan itu. Ia tau Kirana masih kesulitan saat membidik dari atas punggung kuda yang berlari dengan kencang, tapi Raden juga salut karena Kirana tidak mudah menyerah begitu saja.
Kirana memaksakan diri untuk membidik, ia meluncurkan tembakan pertamanya tapi masih melesat. Percobaan kedua, ketika Kirana menarik busur panahnya, tubuhnya oleng dan kehilangan keseimbangan.