Malam itu, semua orang berkumpul untuk melakukan doa dan meminta restu pada dewa. Warga desa menyiapkan makanan terbaiknya, dan merekapun hadir dengan pakaian terbaiknya.
Raden Sastra sedang bersiap di rumah khusus yang dibangun oleh warga desa sebelumnya, meskipun belum memakai mahkota, tapi Raden Sastra akan segera merebut mahkota itu secepatnya.
"Semua orang sudah berkumpul Raden" ucap Samir.
"Baiklah, kita kesana"
Raden Sastra keluar dari rumah itu, ia bergegas menuju lapangan karena semua orang sudah menunggunya di sana. Doa yang akan dipimpin oleh mpu Dhamar akan segera dimulai, namun pada saat Raden hampir sampai, tiba-tiba Mayang menabraknya.
"Aduh..." ucap Mayang kemudian terjatuh tepat di hadapan Raden. Mayang terkejut ketika melihat orang yang ditabraknya tadi adalah Raden Sastra, ia langsung bangkit kemudian bersimpuh di hadapannya.