Asih kembali duduk di samping Bibi, sebenarnya ini adalah waktu yang sangat tidak tepat. Bibi masih merasa sedih karena kepergian Kirana dan sekarang Asih juga menjadi ikut menambah beban pikirannya, ia jadi merasa bersalah pada Bibi.
"Maafkan aku Bi, aku malah menyusahkan dirimu"
Bibi tersenyum membelai wajah Asih dengan lembut. "Tidak Nak, kau sama sekali tidak menyusahkan aku. Aku justru bersyukur kau ada disini, itu berarti aku memiliki teman untuk tinggal disini"
"Terimakasih Bi" jawab Asih sambil tersenyum, sejenak ia terdiam mengingat ekspresi dan tatapan Tari ketika mengusir dan menghinanya tadi.
"Kau bisa tidur di kamarku, biar aku tidur di kamar Sekar" bibi terdiam ketika melihat Asih termenung dan tidak mendengarkan ucapannya. "Asih..."
"Iya Bi"
"Kenapa kau merenung?"
"Aku hanya... Merasa ada yang aneh pada mbakyu Tari"
"Aneh?"
"Ya, dia seperti tidak bersungguh-sungguh mengusirku, aku melihat sorot matanya yang menyiratkan kalau dia sebenarnya juga sedih"