Usai menjelaskan alasan kepulangannya, akhirnya Tari kembali ke rumah Asih. Ia menatap gadis yang sedang termenung di ujung tempat tidurnya, matanya menatap hampa pada pagar kayu yang kosong. Tangannya menadah di atas pangkuannya dengan luka yang mulai mengering, ingin sekali rasanya tari menyapa dan memeluknya. Tapi... Tari masih harus meneruskan perannya.
"Selamat datang kembali di rumah ini Tari" ucap Mayang mengejutkan lamunan Tari.
"Terimakasih Mayang, oh iya, kau masih tinggal bersama gadis penyakit ini? Apa kau tidak takut tertular?" ucap Tari mengalihkan pandangannya pada Mayang, ia tidak tega mengatakannya jika sambil menatap wajah Asih yang polos.
Asih mendengar ucapan Tari dan langsung menatap sedih, ia sama sekali tidak menyangka Tari tega berkata seperti itu padanya. Padahal selama ini hanya Tari yang memahami dan sangat menyayanginya.