Selama Retno masih terbaring di rumah sakit, untuk sementara waktu Doni yang menggantikan posisinya. Selama dua hari ini ia menunggu Dila dan Mesi datang, tetapi mereka tidak masuk kerja setelah kejadian di kantor polisi. Sebenarnya Doni agak terkejut, kenapa karyawannya bisa seberani itu melawannya. Padahal selama ini ia mengenal Mesi dan Dila hanya sebagai pekerja yang begitu lugu dan penakut, sama seperti Kirana.
"Tok... Tok... Tok..." suara pintu ruangan Retno terketuk.
"Masuk" ucap Doni sambil sibuk memeriksa berkas-berkas yang harus ia tanda tangani.
Tak lama setelah itu, masuklah kedua gadis yang berdebat dengannya di kantor polisi itu, kemudian mereka berdua duduk di hadapan Doni dengan wajah yang penuh dengan keyakinan.
"Selamat pagi pak Doni" sapa Dila.
"Pagi. Ada apa kalian datang ke ruangan ini pagi-pagi?"
"Ada hal yang ingin kami sampaikan dan kami selesaikan, Pak Doni" ucap Dila.
"Silahkan"