Kalima dan Kirana pun melanjutkan perjalanan, selama perjalanan itu Kirana banyak sekali terdiam. Hanya di Negaran dirinya bisa membunuh orang, hanya di Negaran Kirana bisa melihat yang dibunuh tepat di depan matanya. Tetapi memang begitulah, dalam kondisi genting masa penjajahan hal yang wajar jika semua itu terjadi.
Memang benar kata Kalima, Kirana harus terbiasa dengan semua itu. Sampai akhirnya mereka pun tiba di perbatasan Selatan dari perkemahan, di balik semak-semak yang tinggi itu sebentar lagi Kirana akan bertemu dengan para warga dan juga Bibi yang sangat disayanginya.
Kirana tersenyum lebar, ia semakin tidak sabar menemui orang-orang terkasihnya. Kirana pun berlari kemudian menerobos semak-semak itu, tetapi setelah Kirana sampai di sana ternyata seluruh warga desa dan juga perkemahan yang ada di sana menghilang.