Setelah seminggu bekerja kini saat Alice istirahat di rumah menghabiskan waktunya dengan keluarganya. Rencananya hari minggu ini ALice akan bersepeda sepedaan dengan kedua orangtuanya. Tapi rencana itu tinggalah rencana saja karena sepeda milih orangtuanya tengah diperbaiki di bengkel. Jadi ALice main sepedanya sendirian tanpa ditemani kedua orangtuanya.
Selama Alice naik sepeda keliling kompleks rumahnya dia bisa melihat keramaian orang-orang yang tinggal di kompleks sedang beraktivitas seperti: membersihkan depan rumah, belanja sayur, anak-anak kecil berlalu lalang di jalan dan ibu-ibu sedang mengobrol. Penat Alice setelah bekerja kemarin kini telah terobati dengan suasana yang dilihatnya sekarang.
"Alice."panggil Bu Amira ketika sedang menyiram tanaman di depan rumahnya.
"Iya."Alice menjawab dengan pelan dan sambil mencari arah sumber suara yang memanggilnya. Ternyata yang memanggilnya adalah Bu ALmira. Alice sudah lama tidak jalan-jalan jadi lupa ketika dirinya sedang melewati depan rumah Rama. Rumah ALice dan Rama memang satu kompleks cuma berbeda gang saja.
"Mau kemana?"Bu Amira bertanya dan air krannya masih mancur ke bawah.
"Mau keliling kompleks dengan sepeda tante. Sudah lama saya nggak main sepeda. Wkwkwk "Alice menjawab dengan tersenyum.
"Rama juga nggak pernah. Gimana kalau Rama kamu ajak?"Bu Amira berinisiatif untuk menghibur anaknya dengan bermain sepedaan bersama Alice. siapa tahu rasa sedih Rama setelah putus dengan Intan bisa sedikit hilang.
"Kak Rama? Main sepeda bareng saya?"Alice melongo ketika Bu Amira meminta dirinya untuk mengajak Rama bersepedaan juga. Rama itu direktur tempat ia bekerja. Jujur dia bingung kenapa Amira sampai sekarang tak memberitahu akan status Rama selama ini padanya.
"Iya. Tante mau bisa lupa dengan kesedihannya setelah putus cinta dengan Intan. Gimana?"Bu Amira menceritakan tentang Rama kalau dia khawatir dengan keadaan Rama pasca putus dengan Intan. Berharap Alice bisa membantunya. ALice menjadi tidak tega akan niat baik Bu Amira pada anaknya.
"Ya udah tante. Rama sekarang ada di dalam?"Alice terpaksa menyetujuinya.
"Iya ada di dalam. Sebentar tante panggilan."Bu Amira masuk ke dalam rumahnya berniat memanggil anaknya.
"Alice."sapa Rama berjalan keluar dari rumah menghampiri Alice di dekat pagarnya.
"Iya Pak."Alice menjawab Rama sambil tersenyum dan memegang sepedanya. Rama mendengar panggilan ALice malah membuatnya ingin tertawa.
"Kalau di luar kantor panggil Rama saja. Ayo sepeda-sepedaan."ajak Rama sudah siap dengan sepeda kesayangnya berwarna kuning.
"Aduh gimana nih. Ah masa bodo amat. Lagian Rama ya merasa biasa aja jalan sama aku. Kenapa aku malah jadi gini. Aneh."Alice bergumam sendiri merasa anrh sendiri ketika berada di dekat Rama yang notabennya bosnya sendiri.
Mereka berdua naik sepeda berdampingan mengelilingi kompleks. Selama perjalanan, Rama terlihat asyik dan menikmati begitupula dengan ALice. Sudah lama mereka tidak bersepeda-sepedaan bersama setelah mereka menginjak usia remaja. Suasana sekitar kompleks kini berbeda dengan yang dulu ketika mereka masih kecil. Wajar saja itu sudah lama dan sekarang sudah banyak yang berubah.
Selama perjalanan Rama mengobrol dengan ALice untuk menghilangkan keheningan diantara meerka. Rama tahu kalau Alice masih canggung dengannya jadi Rama lebih banyak mengajak bicara daripada ALice. Sedari tadi ALice tidak bisa tenang karena selalu memikirkan gimana nanti kalau ada teman kantornya tahu mereka jalan bareng. Pasti akan menjadi berita hot di kantor.
"Kamu udah pacaran sama kekasihmu sudah berapa lama?"Alice terkejut ketika Rama bertanya seperti itu.
"Semenjak menginjak semester 3."jawab Alice sedikit malu ketika harus menceritakan kisah cintanya.
"Dan bertahan sampai sekarang?"Rama menatap Alice yang mengangguk mengiyakan sambil sedang mengayuh sepeda.
"Wah udah lama juga ya."Rama kagum dengan hubungan Alice dan kekasihnya itu.
"Kamu baru putus dengan kekasihmu ya?"ALice tidak sadar kalau pertanyaan tersebut terlontar dari mulutnya.
"Maaf-maaf aku malah tanya kayak gitu."Rama terlihat diam saja walu telah mendengar pertanyaan ALice itu. Alice tahu telah mengingatkan mantan pacar Rama. Hingga Rama tidak menjawabnya. Alice merasa bersalah.
"Ya. Aku baru putus. mungkin udah 1 minggunan ini."Rama tidak bisa menyimpan sendiri tentang kesedihannya. Entah ada bisikan darimana sekarang ingin berbagi cerita kepada Alice tentang kehidupannya.
"Yang sabar ya. Aku doakan kamu segera dipertemukan dengan wanita yang lebih baik lagi."Alice mulai merasa kasihan dengan Rama atas putusnya dengan Intan.
"Kita memang belum berjodoh."Rama terdengar pasrah dan tidak mau membahas lagi hubungan dengan Intan. Alice paham lewat nada suara Rama.
tidak berselang lama, Alice melihat ada taman di pinggir jalan. Sejak kecil taman itu sudah ada dipinggir jalan sekitar kompleks. mereka tidak tahu kapan dibangunnya taman itu. yang mereka tahu taman itu dulunya tidak sebagus dan seindah sekarang. Alice yang merasa penasaran gimana suasana bagian dalam taman tersebut membuatnya ingin masuk ke taman itu.
"Rama, ayo kita ke taman asri itu yuk?"Alice mengajak Rama setelah merasa bosan keliling kompleks tak tentu arah. Rama menatap ke arah taman yang pernah mereka kunjungi ketika masih kecil
"Taman asri itu?"Rama menunjuk jalan kea rah taman asri.
"Ya. Ayo aku juga udah kangen sama tempat itu."Alice memohon kepada Rama agar mau kesana untuk menemaninya. sekarang dia tidak lagi merasa sungkan dan malu ketika berada di dekat Rama. Sekarang dia tidak peduli lagi gimana reaksi orang lain melihat mereka bersama.
"Ayo."Rama mengiyakan ajaknnya. Sekalian flashback masa-masa kecilnya bersama Alice ketika bermain di taman itu.
Sesampainya disana Alice dan Rama langsung memarkirkan sepedanya di dekat kursi panjang. Kursi panjang memang sengaja disediakan disana ditujukan sebagai tempat duduk pengunjung untuk bisa menikmati pemandangan taman sambil bersantai-santai. Jumlahnya juga tidak sedikit bahkan sepanjang jalan yang mengelilingi taman terdapat kursi panjang. Selain itu disana juga banyak tanaman hias yang sedang memekarkan bunganya. Bunganyapun beraneka ragam dan warnanya warna warni.
"Rama duduk disini yuk."Alice meminta Rama duduk di sampingnya.
"Hmm."Rama merasa senang akhirnya dia bisa sedekat itu dengan Alice.
"Indah banget pemandangannya."Alice memejamkan matanya sambil menghirup udara segar disana.
"Cantik banget."Rama bergumam dalam hati memuji kecantikan wajah Alice ketika memejamkan matanya.
"Ram taman ini beda sama yang dulu."Alice membukakan kedua matanya kemudian langsung menatap Rama yang ada disampingnya. Rama terkejut ketika Alice tiba-tiba menoleh kearahnya padahal dirinya tengah memandangi ALice yang sedari tadi memejamkan kedua matanya. Rama takut nanti kalau ALice berpikiran kalau dirinya terpesona pada wajah ALice.
"Iya."Rama langsung mengalihkan pandangannya dari ALice setelah tahu ALice menoleh kearahnya.
Rama yang melihat wajah Alice begitu bahagia karena akhirnya dia bisa melihatnya dengan dekat. Entah kenapa perasaanya begitu nyaman sekali ketika berada di dekat Alice. Bahkan moment-moment saat itulah yang tidak ingin ia lewatkan begitu saja.
"Alice, aku mau tanya."Rama membenarkan posisinya menghadap ke Alice dan mulai serius.
"Tanya apa."Alice menjawab sambil memandangi suasana taman.
"Alice tatap mata ku."Rama mengajaknya mulai serius. ALice dengan cepat langsung menuruti perintah Rama. Akhirnya mereka berdua saling adupandang.
"Kamu jawab jujur."Rama benar-benar terdengar serius. Alice langsung serius mendnegarkan dan menatap Rama dengan seksama.
"Iya."Alice tiba-tiba merasa takut dan gugup menunggu apa yang akan dikatakan Rama.
"Nggak mungkin aku jujur kalau aku suka sama dia. Dia kan udah punya pacar."Rama tersadar apa yang akan dilakukannya.
"Tau ah."Rama tiba-tiba mengacak-acak rambutnya sendiri dan mengalihkan pandangannya dari Alice. ALice merasa bingung sendiri.
"Kenapa?"kata Alice. Rama masih menacak-acak rambutnya sambil menunduk.
"kamu kenapa?"Alice mendekatkan wajahnya hingga akhirnya kepala mereka saling dekat. Rama langsung menatap ALice yang tepat di depannya dengan tatapan khawatir padanya.
"Aku hanya mau cerita aja. Aku bingung harus berbagi cerita sama siapa lagi kalau bukan kamu."Rama mengalihkan topik pembicaraan supaya Alice tidak khawatir lagi padanya.
"Kalau kamu mau cerita ya cerita saja. AKu siap mendengarnya."Alice tersenyum pertanda bersedia menjadi tempat curhat Rama. AKhirnya Rama menceritakan semua kisah cintanya bersama Intan. Intan adalah wanita yang pernah membuatnya jatuh hati. Hingga suatu hari Rama harus menelan kenyataan pahit kalau pacarnya berselingkuh tepat di depan mata kepalanya sendiri. Alice mendengar setiap cerita Rama membuatnya iba dan terharu.
Setelah Rama menceritakan semua permasalahnnya bersama Intanlangsung merasa lega. Serasa beban yang ada di hidupnya dan dipendam sendiri sudah berkurang. Ia merasa senang ketika Alice dengan ikhlasnya menjadi teman curhatnya.
"Oh gini ya kamu. Setelah mutusin aku kamu udah gandengan sama cewek lain."Intan tiba-tiba datang ketika Rama dan Alice asyik bercerita. Alice tidak mengenali perempuan itu. sebaliknya Rama sudah kenal kalau yang perempuan itu adalah Intan, mantan pacarnya sendiri. ALice kaget melihantya.
"Kamu ngapain kesini."Rama seketika berdiri dan menatap Intan dengan wajah tidak suka. Rama berusaha menutupi ALice dari pandangan Intan.
"Ini pacar baru kamu?"Intan berusah menengok ke arah ALice yang ada dibelakang tubuh Rama. Alice langsung berdiri dan menengok kearah Intan.
"Pasti dia itu mantannya."batin Alice sambil elihat Intan yang terlihat samar-samar karena dirinya tertupi dengan punggung Rama.
"Nggak ada urusannya sama kamu ya."Rama terlihat jengkel dengan Intan dan masih berusaha menyembunyikan Alice dibelakang tubuhnya.
"Kamu nggak bisa gini ya sama aku."Intan mengajak serius bicara Rama.
"Kenapa nggak bisa. Kemarin kamu aja bisa kayak gini sama aku.?"Rama tidak menjelaskan hubungannya dengan Alice. jadi Intan masih menganggap ALice adalah pacar baru Rama.
"Maafin aku sayang."Intan meminta maaf kepada Rama sambil memegang tangan kanannya.
"Aku udah maafi kamu. Tapi aku mohon jauhi aku dan jangan ganggu aku lagi."Rama menepis tangan Intan.
Melihat Intan dan Rama bertengkar, Alice memutuskan untuk meninggalkan keduanya dan pulang. Saat melangkahkan kakinya satu langkah tangan kiri Alice di pegang Rama. Seketika Alice berhenti dan menatap Rama.
"Mau kemana?Ayo kita pulang ?"Rama menggandeng tangan kiri Alice dengan tangan kanannya.
"Rama."bentak Intan yang tidak terima ditinggalkan Rama begitu saja. Bahkan sekarang malah terlihat bergandengan tangan tepat di depan matanya.
"Ram."kata Alice dengan pelan dan tidak melakukan penolakan ketika Rama memegang tangannya begitu erat.
"Ini sepedamu."Rama mengambilkan sepeda Alice.
"Makasih."Alice menaiki sepedanya dan menunggu Rama menaiki sepedanya juga. Alice masih menatap wajah Rama sambil memastikan kalau Rama baik-baik saja.