Bagai tersambar petir mendengar kata yang tak diinginkan saat ini keluar dengan lantang dari Bambang, tubuh Alice seketika menegang memaku di tempat. Layaknya patung, tubuhnya serasa seperti dihantam palu godam remuk serasa dunianya sudah berhenti dan waktu sudah berhenti berputar.
Semua tak kalah terkejut mendengar pernyataan Bambang yang tak disangka-sangka sebelumnya. Bagaimana bisa pernyataan tak seharusnya keluar begitu saja dari lidah laki-laki parubaya yang sangat berharap itu tidak terjadi sebelumnya. Akankah sudah dipikirkan matang-matang mengenai keputusannya itu.
"Papah?" Alice mendekat pada ayah mertuanya setelah kamar itu sepi setelah Melisa dan Reza membawa pergi Amira serta dokter Daniel pulang.
"Stop." Bambang mengarahkan tangannya menyetop langkah Alice mendekatinya.
"Sekarang saya turuti kemauan kamu dan … orangtuamu. Inikan yang kalian mau, Rama tidak mengganggu hidup kalian." imbuh Bambang dengan raut muka sulit diartikan antara marah dan tegas.