Chereads / The Haunted Castle / Chapter 5 - Part 5

Chapter 5 - Part 5

Hari ini adalah libur pertama sekolah, pagi ini kami akhirnya tiba di Hollow Lavador. Pagi ini, disertai hujan yang lumayan deras ketika kami tiba di Hollow Lavador. Suasana kota ini terasa sedikit suram. Rumah kami mungkin kurang beberapa blok lagi. Aku memperhatikan kota kecil ini dari jendela mobil dan aku sama sekali tak melihat ada anak anak yang keluar rumah. Suasana kota ini terlihat sepi dan lumayan berkabut. Semua orang memilih untuk tetap tinggal di rumah mereka masing-masing sedangkan beberapa orang lagi lebih memilih tinggal di bar. Tidak ada satupun orang yang keluar dengan hujan-hujanan.

Kenzo dan ibu sedang tertidur pulas di kursi mobil mereka, yang tersisa hanya aku di bagian belakang mobil yang masih terjaga untuk melihat-lihat kota ini dari jendela mobil. Sedangkan ayah masih saja mengemudikan mobilnya untuk mencari jalan yang benar. Tiba-tiba ada sesuatu diantara kota kecil itu yang mencuri perhatian Hiro. Ia melihat bayangan kastil yang tertutupi kabut dari balik bukit-bukit yang menutupinya.

Di kota kecil ini ada kastil? Batin Hiro

Hari ini adalah hari yang menyebalkan bagi Hiro, setelah Ia tiba di rumah barunya. Ayahnya memarahinya tanpa alasan lagi. Ayahnya mengancamnya akan memukul Hiro dan menguncinya di ruang bawah tanah tanpa memberi makan Hiro, jika dia terlibat perkelahian di Hollow Lavador ini. Tidak hanya itu, dia dipaksa harus membantu orang tuanya dalam mengurusi segalanya, walaupun sebenarnya Hiro tidak sudi, Ia tak punya pilihan lain. Saat Hiro sudah membantu pun, orangtuanya tidak mengucapkan terimakasih padanya, hanya Kenzo yang mengucapkan ucapan terimakasih itu mewakili orang tuanya yang cuek pada Hiro. Bahkan Ia pun sampai tidak punya waktu untuk menelfon sahabat-sahabatnya untuk memberi kabarnya. Tidak perlu untuk menelfon Kai, tapi membuka ponselnya pun Ia tak sempat sangking banyaknya pekerjaan yang Ia kerjakan. Beberapa jam pun berlalu, akhirnya mereka sudah menata barang-barang dan membereskan semuanya. Hiro pun juga sudah menata kamarnya dan merapikan semuanya. Ia juga sudah membereskan dan membersihkan kamarnya sendiri. Suasana kamarnya saat ini tak lebih berbeda dengan suasana kamarnya yang dulu, kamar yang terletak di lantai paling atas sendiri, sebuah jendela yang bisa digunakan untuk menyelinap keluar rumah tanpa sepengetahuan orang tuanya, sebuah tempat tidur yang bisa digunakan untuk bersembunyi dari orang tuanya yang ingin memukulnya saat masih kecil. Dan poster-poster video game di sekitar dinding. Lemari kaca berisikan piala-pialanya. Sebuah kamar mandi dalam yang lumayan luas. Sebuah meja belajar hitam yan terletak tak jauh dari tempat tidurnya. Sebuah lemari pakaian beserta rak sepatu.

Menurutnya hari ini melelahkan tetapi dia tidak memutuskan untuk beristirahat malam ini karena rasa lapar yang sangat mengganggunya dari tadi. Orang tuanya sudah makan, termasuk kakaknya. Sedangkan Ia tak dapat makan malam karena Ia membantah ayahnya untuk membantu orang tuanya tadi, walaupun ujung-ujungnya Hiro tetap membantu mereka, tapi kedua orang tuanya tidak peduli. Kenzo pun yang bersikeras untuk memberikan makanannya pada Hiro pun tetap tak berhasil karena larangan keras ayah dan ibunya.

Beberapa menit pun berlalu, Hiro langsung mengambil ponselnya, dompet, serta hoodienya. Kemudian membuka jendela kamarnya, lalu melompat turun dari sana. Ia memutuskan untuk berkeliling kota, sekaligus mencari makan. Beberapa  menit pun berlalu, dia sudah menemukan restoran yang paling dekat dengan rumahnya, dan dengan cepat memesan makanan, kemudian memakan makanannya dengan cepat karena orang-orang disana mulai menatapnya seperti orang aneh, Hiro benar-benar tidak nyaman dengan tatapan mereka. Apalagi dengan tatapan anak anak SMA yang menatapnya seakan-akan akan merampas uangnya.

Setelah Hiro menyelesaikan memakanannya. Hiro dengan cepat langsung memasang tudung hoodienya dan menelfon Kai sambil berjalan berkeliling kota kecil itu.

"Yo! Hiro! Kenapa lama sekali! Aku sudah mengirimmu ratusan pesan tapi kau tak membalasnya sama sekali!"

"Maaf, Kai. Tapi aku sedang sibuk untuk mengurus barang-barang di rumah. Bahkan waktu istirahat pun aku belum dapat. Saat ini sedang malam hari disini, dan aku sedang keluar untuk mencari makanan. Aku tadi tak dapat makan malam, karena aku membantah orang tuaku untuk membereskan barang. Padahal ujung-ujungnya kubereskan barang-barang mereka juga karena terpaksa. Seperti biasa, kan? Kau tahu sifat mereka…"

"Hari pertamamu disana sudah berat. Apa kau bisa bertahan?"

"Entahlah, mungkin aku akan mengalihkan perhatianku dengan berkeliling kota kecil ini."

"Kau sudah berkeliling kota itu? Apa ada hal yang menarik? Apa kau sudah menemukan klub kung fu atau semacamnya disana?"

"Aku sedang berkeliling. Tapi kalau klub kungfu aku rasa tempat itu tidak ada disini. Tapi aku menemukan hal yang menarik disini. Di balik bukit-bukit di sekitar sini, terdapat kastil tua." Kata Hiro sambil melihat sekelilingnya.

"Keren! Kau sudah melihat isi kastil itu?" Tanya Kai

"Belum, aku baru saja melihatnya dari kejauhan tadi."

"Jika aku ada disana aku sangat ingin melihat isininya! Ngomong-ngomong, kau sudah dapat teman?"

"Sama sekali belum, aku rasa aku tidak akan dapat teman disini. Karena tatapan orang disini seperti melihat aku seperti orang aneh. Dan beberapa diantara mereka seperti ingin menghajarku." Kata Hiro

"Kau pasti akan dapat teman. Aku yakin. Jika mereka macam-macam denganmu, maka tinggal hajar saja seperti biasa." Kata Kai

"Tidak semudah itu, jika aku terlibat dalam satu pun perkelahian ayah akan menyiksaku lebih sadis dibandingkan sebelumnya. Dan dia kelihatannya tidak main-main. Jadi, aku tak bisa memukul mereka, karena jika yahku tahu, maka matilah aku." Kata Hiro

"Hidupmu makin berat, andai saja-

Ucapan Kai terpotong, karena ponsel Hiro langsung direbut dari belakang dan dibanting. Kemudian kerah Hiro ditarik dan dipukuli oleh sekelompok remaja berandalan itu.

"Selamat datang di Hollow Lavador!" Kata mereka sambil memukuli Hiro sampai tersungkur

"Hei anak baru! Serahkan uangmu!" Kata salah satu dari mereka sambil menendangi perut Hiro.

Bug! Bug! Bug! Bug! Bug! Bug! Bug! Bug!

Tidak mungkin kau kalah dari mereka!

Bug! Bug! Bug! Bug! Bug! Bug! Bug! Bug!

Tahan amarahmu, demi tidak disiksa si tua bangka.

Bug! Bug! Bug! Bug! Bug! Bug! Bug! Bug!

"Cepat cari di sakunya!"

Kau sudah mengumpulkan uang itu sejak lama. Mana mungkin kau mau dirampas oleh mereka begitu saja!

Jangan jadi pecundang!

Baiklah, hanya untuk kali ini saja! Lawan mereka!

Brak!!! Tendangan terakhir mengenai kepala Hiro dengan sangat keras dibandingkan sebelumnya

"Aku dapat dompetnya!" Kata Salah satu dari mereka yang berhasil mendapatkan dompet Hiro dari sakunya.

"Bagus! Seharusnya kau tak perlu membanting ponselnya, bisa kita jual kan? Dasar bodoh!"

Dengan cepat Hiro langsung bangkit dan menendang kepala salah satu dari mereka, kemudian memukul ulu hatinya, lalu membantingnya. Dan dengan cepat menendang dua yang lainnya dengan double kick. Ketika yang lainnya bangkit dan menyerangnya balik, karena merasa tak terima dengan cepat Hiro langsung membenturkan kepala mereka ke dinding dengan keras berkali-kali. Salah satu dari yang lainnya langsung menendang Hiro , namun Hiro dengan cepat menangkap kaki musuknya, dan menguncinya. Kemudian, Ia langsung memukul kakinya berkali-kali dengan sikutnya sampai orang itu menjerit berkali-kali. Dengan cepat rekan yang lainnya langsung memukul Hiro tetapi dengan cepat Hiro menangkapnya, dan kemudian mematahkan lengan orang itu, sampai orang itu berteriak. Setelah itu yang beberapa musuh yang lainnya langsung berlari untuk menghajar Hiro, tetapi dengan cepat Hiro menghindar dan menyerang dagunya dengan palm strike setelah itu menendang  bagian kaki musuhnya itu dua kali dengan keras. Kemudian Hiro menginjak kakinya dan menendang kepalanya. Setelah itu ketika yang salah satu dari mereka akan menyerangnya, Ia langsung menghindar dan membantingnya kemudian, melompat sambil menghantamkan sikutnya ke perutnya.

Kemudian salah satu dari mereka memukul kepala Hiro dengan tongkat bisbol, dan itu cukup membuat Hiro menjadi normal kembali. Sementara beberapa diantara mereka daritadi hanya tercengang menyaksikan perkelahian mereka. Hiro dengan cepat menarik tongkat bisbol itu dan memukulnya balik. Setelah itu dengan cepat mengambil dompetnya, serta ponselnya yang rusak, dan berlari pergi pulang. Sementara itu beberapa remaja yang tak terluka parah, dan bahkan tak terkena pukul sama sekali langsung mengejar Hiro. Hiro dengan gesit melompat ke arah mobil dan berbagai pagar tinggi. Kemudian Ia memanjat cepat ke arah jaring besi. Kemudian dengan cepat  memanjat ke atas atap lewat tumpuan dinding, dan berlari lewat atap.

"Sial! Seharusnya aku tidak makan dulu tadi, ususku jadi sakit kan bajingan!" Umpat Hiro dengan nafas yang terengah-engah.

Aku sudah tidak kuat berlari! Bisa-bisa aku kena usus buntu. Batin Hiro sambil melompat turun ke arah salah satu perumahan besar, kemudian memanjat salah satu pagar mewah yang tinggi itu, dan melompat ke pembatas dinding, lalu duduk bersembunyi di pinggir kolam renang.

"Bajingan! Ponselku rusak!" Umpat Hiro ketika mengeluarkan ponselnya yang sudah retak karena dibanting tadi.

"Wo, wo, wo. Kau bisa tertangkap polisi, jika ketahuan menerobos rumah orang seenaknya." Kata pria berambut coklat kehitaman setinggi 190 cm itu yang kini berada di hadapan Hiro.

"M-maaf, tadi-

"Hei! Aku melihat bocah itu lari disekitar perumahan ini!"

"Cepat cari dia!"

"Dia tak akan berlari jauh!"

"Jika dia tidak ditemukan, kita bisa bertemu dengannya lain kali."

Pemuda bertato yang dihadapan Hiro langsung menghela nafas.

"Kau berurusan dengan kelompok  Caesar ya?"

"Kelompok Caesar?" Tanya Hiro tak mengerti.

"Kau pasti baru di sini. Mereka adalah kelompok berandalan yang dipimpin oleh remaja bernama Caesar. Namaku Zane Alvarez."

"Namaku Hiro Arnius Lee."

"Kau terlihat kacau. Mau masuk ke dalam sambil menunggu berandalan itu menyerah?" Tanya Zane

"Baiklah." Ucap Hiro yang tidak yakin sambil mengikuti pemuda itu masuk ke rumah ke dalam rumah mewahnya.

"Hei Phillip! Lihat siapa yang kubawa kemari!" Kata Zane

"Seorang teman anak laki-laki asia?" Tebak Phillip yang sedang duduk bersantai di sofanya sambil menghisap rokoknya.

"lebih tepatnya, dia adalah anak yang memanjat pagar dan dinding di rumah Zane yang terlihat di camera CCTV milik Zane." Kata pemuda berambut coklat kepirangan itu.

"Yup! Rocky benar."

"Kelompok Caesar semena-mena."

"Mereka seharusnya tidak menyerang anak berumur 13 tahun."

"Kelompok itu an, memang suka semana-mena."

"Kalian tidak akan menghukumku, karena melompat masuk ke rumahmu kan?" Tanya Hiro

Keenam orang yang berada di ruangan itu langsung tertawa.

"Tentu saja tidak, aku membawamu ke dalam untuk berkenalan dengan teman-temanku."

"Wajah kalian terlihat familiar. Apa aku pernah bertemu kalian?" Tanya Hiro

"Tidak, tapi aku sering bermain di televisi dan bioskop lainnya. Singkatnya aku adalah actor yang juga lumayan pintar dalam urusan komputer." Kata Zane sambil sedikit menyombongkan diri.

"Oh! Zane Alvarez yang itu?!"

"Yup!"

"Dan pria yang berjas, berambut coklat dan bermata biru bernama Phillip Ramirez. Dia adalah seorang pengusaha, dan pembisnis. Dia adalah orang yang paling punya pohon uang dari kami semua." Kata Zane sambil menunjuk ke arah pria bertato yang sedang duduk di sofa itu. Phillip hanya membalasnya dengan senyuman ramah.

"Lalu keempat orang disana adalah band All Faded Away. Yang terdiri dari Daniel Myers, sang drummer, dan yang paling pendiam diantara mereka." Kata Zane sambil menunjuk ke arah pria kurus bertato yang memakai beanie hitam.

"Kemudian disana ada Rocky Cooper, orang yang paling suka bercanda dan tidak serius adalah gitaris dari band ini. Dia juga senang bermain kartu, jadi jika kau punya hobi bermain kartu, kusarankan kau bermain dengan Rocky." Kata Zane yang kemudian dibalas oleh lambaian Rocky.

"Yang paling penakut dan vokalis band mereka adalah Louise Allen."  Kata Zane sambil menunjuk kea rah pemuda berambut coklat dan bermata hijau itu.

"Aku bukan penakut."

"Terserah, tapi itu faktanya." Ledek Rocky

"Dan yang terakhir ada Miles Castillo, rapper dari band mereka sekaligus vokalis." Kata Zane sambil menunjuk kea rah pria bertopi bermata biru itu.

"Pantas saja, aku sampai lupa tentang kehidupan para orang populer seperti kalian, karena kebanyakan bertanding di turnamen."

"Turnamen kung fu, ya?" Tanya Miles yang sedang duduk di dekat Phillip

"Bagaimana kau tahu?" Tanya Hiro

"Aku pernah menonton turnamenmu lewat televisi, kau sangat hebang, bung. Tapi aku lupa namamu." Ucap Miles sambil tertawa.

"Namaku Hiro Arnius Lee, panggil saja aku Hiro." Kata Hiro canggung.

"Jika kau hebat dalam kungfu kenapa kau bisa terkena pukulan mereka? Seharusnya kau menghabisi mereka langsung." Tanya Daniel

"Jika ayahku tahu aku berkelahi lagi, maka dia akan menyiksaku. Orang tuaku adalah orang yang sangat keras, suka mengekang, dan tidak bisa diajak bekerja sama. Karena tadi, aku tidak bisa menahan emosiku saat dipukuli oleh mereka, maka aku memukul mereka balik. Lalu kabur kesini." Jelas Hiro

"Bisa kau ceritakan kenapa kau bisa dipukuli kelompok itu? Dan bisakah kau menceritakan tentangmu?"  Tanya Louise

Hiro pun menceritakan semuanya kepada mereka, soal kejadian hari ini. Hiro juga menceritakan semuanya tentang dirinya, kakaknya, orang tuanya, dan bagaimana dia bisa pindah disini. Semuanya kejadian baik, buruk, dan tiap sahabatnya Ia ceritakan, kecuali kejadian menyeramkan yang Ia alami saat rekreasi sekolah. Mereka pun akhirnya menghabiskan malam itu dengan menceritakan dirinya masing-masing sambil bercanda pua, sampai mereka tak sadari waktu berlalu begitu cepat. Hiro yang baru saja asik bercanda, tidak sengaja melirik kea rah jam tangan Phillip yang sudah menunjukkan pukul 3 lebih.

"Oh Sial! Aku harus pulang! Ini sudah sangat larut."

"Kenapa tidak menginap disini saja?" Tanya Louise

"Orang tuaku akan makin membunuhku. Oh ya! Zane! Apa kau tahu ada toko elektronik yang menjual ponsel atau memperbaiki ponsel?" Tanya Hiro

"Pakailah ini." Potong Phillip sambil memberikan sekotak ponsel baru kepada Hiro.

"Tapi ini kan harganya sangat mahal, aku tak bisa menerima ini." Kata Hiro

"Anggap saja ini adalah hadiah pertemanan kami." Kata Phillip

"Apa benar tidak apa-apa?" Tanya Hiro

"Tidak apa-apa, santai saja nak!" Kata Phillip

Hiro pun mengambil sekotak ponsel baru itu sambil mengucapkan terimakasih kepada Phillip. Phillip hanya membalas dengan senyuman tulus.

"Aku akan mengantarmu pulang ke rumah." Kata Zane

"Tidak perlu, nanti aku akan merepotkanmu." Tolak Hiro

"Tidak usah dipikirkan, selagi aku masih bebas dari pekerjaanku." Kata Zane

Hiro pun akhirnya mengucapkan sampai jumpa kepada mereka, dan pulang berjalan kaki dengan diantar oleh Zane, ternyata rumah Zane hanya berjarak beberapa blok dari rumahnya, karena itu Zane sama sekali tidak keberatan. Hiro yang akhirnya sampai ke rumahnya, langsung memanjat naik ke jendela kamarnya, dan memasukinya. Setelah itu Hiro melambaikan tangannya dari jendela kamarnya, yang dibalas oleh Zane yang juga melambaikan tangan dan tersenyum ramah kepada Hiro dari bawah. Dan kembali pulang ke rumahnya. Sedangkan Hiro langsung menuju ke tempat tidurnya dan berbaring sambil memejamkan matanya.

***

Keesokan harinya, Ia pun menelfon Kai beserta teman-temannya yang lain memakai ponsel dari Phillip dan menceritakan keadian tadi malam. Setelah itu, Hiro pun langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, dan bersiap-siap untuk hari keduanya di Hollow Lavador. Setelah itu Ia keluar dari kamarnya dan mengambil sekantung sampah untuk dibawa keluar rumahnya. Sampai Ia lupa bekas lukanya masih ada, akibat dipukul kelompok berandalan tadi malam. Ayahnya pun yang tak sengaja melihat bekas lukanya langsung marah besar kepada Hiro dan mengetahui bahwa Hiro kemarin krluar rumah diam-diam. Ia pun memukulnya tepat di halaman rumahnya. Ayahnya sudah tidak peduli jika para tetangganya sedang melihatnya. Kebetulan Zane sedang bermain skateboard tak jauh dari rumah Hiro, dan tak sengaja mendengar ayah Hiro sedang marah-marah.

Ketika ayahnya menyeret Hiro, tangan ayahnya langsung dicegat oleh Zane. Hiro langsung terkejut akan kehadiran Zane.

"Puteramu sama sekali tidak terlibat perkelahian, dan dia keluar rumah karena kelaparan. Setelah itu kelompok berandal langsung menghajarnya dengan jumlah banyak, seharusnya kau bangga kepada anakmu karena sudah bisa lolos dari mereka." Kata Zane

"Jangan ikut campur! Memangnya kamu pikir kamu siapa?!"

"Aku adalah actor Hollywood yang tinggal disini, karena daerah ini lumayan terpencil. Dan aku adalah temannya. Aku bisa melaporkan tindakan kejam anda kepada polisi. Anda bisa dihukum berat. Kita tidak menginginkan itu terjadi, bukan?" Kata Zane

"Cih!" Ayah Hiro langsung pergi dengan ekspresi marah.

"Mudah sekali membereskannya, kau mau keluar berkeliling?" Tawar Zane

"Baiklah, tapi aku belum sarapan." Ucap Hiro

"Kita bisa sarapan di rumahku bersama yang lainnya, setelah itu berkeliling kota." Kata Zane

Hiro pun setuju dengan tawaran Zane. Ia sarapan di rumah Zane sambil bercanda dengan keenam orang itu. Mereka juga berkeliling kota kecil itu menggunakan mobil Zane. Miles dan Rocky juga menjelaskan berbagai tempat yang ada disana dan beberapa tempat mereka rekomendasikan kepada Hiro seperti tempat untuk bermain bowling, bermain video games kuno, bar, tempat restoring yang enak, dan beberapa toko lainnya. Mereka juga mengajak Hiro berkeliling di ladang gandum dan jagung disana. Mereka juga tak lupa mengenalkan mereka kepada sekolah-sekolah disana. Dan menceritakan orang-orang di Hollow Lavador ini tidak terlalu peduli satu sama lain. Mereka lebih terlihat individual, dan kurang suka bersosialisasi. Apalagi dengan pendatang baru. Hari demi hari pun berlalu, keseharian mereka bertambah dekat. Setiap pagi Hiro langsung dijemput mereka dan diajak berkeliling, bercanda, dan bermain bersama mereka, dan mengantar Hiro saat sore hari. Namun, Hiro sama sekali tidak pertanya tentang kastil misterius itu, teman-teman barunya pun juga tidak pernah membuka mulut tentang kasti itu, jadi Hiro memilih untuk tidak bertanya.

***  

1.Name: Zane Alvarez

Age : 23 years old

Height: 190 cm

Eyes Color: Dark Brown

Hair Color: Dark Brown

Profession: Actor

2.Name : Phillip Ramirez

Age : 28 years old

Height : 184 cm

Hair Color : Dark Brown

Eyes Color: Blue

Profession: Gold and petroleum mining entrepreneur

3.Name : Miles Castillo

Age : 26 years old

Height : 173 cm

Eyes Color : Blue

Profession: Rapper, singer

4.Name : Louise Allen

Age : 19 years old

Height : 177 cm

Eyes Color : Green

Hair Color : Brown

Profession : Singer

5.Name : Rocky Cooper

Age : 25 years old

Height : 170 cm

Eyes Color : Green

Hair Color : Brown

Profession : Guitarist

6.Name : Daniel Myers

Age : 44 years old

Height : 175 cm

Eye Color : Blue

Hair Color : Brown

Profession : Drummer