Chereads / imperial on the ocean ice / Chapter 46 - chapter 46 - eksekusi mati

Chapter 46 - chapter 46 - eksekusi mati

(beberapa jam sebelumnya)

Beberapa jam setelah semua teman sekamarnya pergi, Yu Shi terbangun dari komanya. Didalam kamar masih belum ada satupun temannya yang kembali dari latihan. Warna matanya terlihat gelap bahkan lebih gelap dari malam, ia merenung dengan mata yang terlihat sayu dan tatapannya kosong. "kenapa setiap momen dalam hidupku terasa seperti kutukan, jadi ini yang di sebut Kutukan akibat melakukan pertukaran dengan Penyihir..... Selama ini semua orang yang ada di sekitarku selalu mendukungku, semua yang aku butuhkan selalu ada, semua yang aku inginkan selalu terpenuhi karena itu saat keinginanku untuk memiliki Pedang Jasmine tidak terpenuhi muncul perasaan marah dan iri yang menjatuhkanku kedalam lubang kesengsaraan yang dalam. Andai aku tidak mentelantarkan adikku, tidak mungkin dia mengalami kematian dan aku menjalani kehidupan seperti sebuah kutukan...." Yu Shi menarik nafas yang terasa berat di dada. "....Jadi seperti ini rasanya menjalani kehidupan yang terkutuk, seperti kehidupan yang di alami Putra Mahkota Xiao Han yang selalu hidup tanpa rasa tenang karena bencana kekeringan yang melanda rakyatnya. Sungguh aku tidak pernah sekalipun membayangkan hidupku bisa seberat ini. Tapi tidak ada waktu bagiku untuk menyesalinya, apa yang sudah terjadi biarlah terjadi...."

Wajahnya masih sangat pucat dan ia memaksakan tubuhnya yang masih lemas untuk turun dari ranjang. "apakah mungkin racun milik Jae Hyuk masih ada ditubuhku... Aku merasa tubuhku sedikit terasa aneh. Tapi syukurlah aku masih hidup. " pikir Yu Shi yang tanpa rasa hormat menyebut nama asli dari gurunya.

Ia berjalan dengan sangat lemah menuju jendela terbuka yang berada di sudut kiri ruangan. Angin berhembus sepoi-sepoi menyibakkan rambut hitamnya yang panjang terurai. Dari balik jendela yang berada di lantai 5 gedung F itu, dia berdiri dan melihat ribuan anak seumurannya sedang melakukan latihan terus menerus. Melihat itu tiba-tiba terlintas di benaknya. "Kay Ri! " melihat pemandangan di bawahnya membuatnya teringat pada Kay Ri dan bergumam. "... dimanakah kamu sekarang berada? "

"apakah nasib buruk yang terjadi padamu karena berada di dekatku?.... " memikirkan semua itu membuat kedua kakinya gemetar dan terasa lemas hingga tubuhnya terduduk di lantai kamar.kemudian kedua tangan Yu Shi memeluk kedua lututnya sambil berpikir. "..aku harus memikirkan cara untuk menemukannya, tapi bagaimana caraku untuk bisa menemukannya di tempat yang sangat luas seperti ini?" kemudian matanya terbelalak seperti sedang teringat sesuatu. "t, tunggu dulu... Aku tahu, mungkin aku bisa menemukannya dengan cara itu. Tapi aku tidak tahu bagaimana cara aku untuk menggunakannya." Yu Shi meneguk ludah yang terasa kering di tenggorokannya. "... Sepertinya kekuatan itu muncul sejak melakukan pertukaran dengan Penyihir buruk rupa.... " sorot mata Yu Shi sekilas tampak bersemangat meski bibirnya cemberut. "... Saat itu tiba-tiba aku bisa merasakan bahaya yang mendekat dan bisa melihat di tempat yang jauh, bahkan tiba-tiba aku bisa menggunakan elemen Apiku yang selama ini tidak bisa di gunakan dalam kondisi normal. Tapi...." kedua alis Yu Shi yang panjang dan tebal bertemu. " .... Apakah aku benar-benar bertarung dengan Putra Mahkota Xiao Han dan menggunakan elemen Apiku?.... Jika itu memang benar terjadi, seingatku saat aku bertarung dengannya tiba-tiba mayat anak-anak yang tergeletak di lantai secara mengerikan hidup kembali dan menyerangnya. Lalu siapakah orang yang menyerang Putra Mahkota Xiao Han menggunakan mayat hidup, apakah mungkin ada penyihir yang berada tak jauh dari kami dan ikut menyerangnya?" pikir Yu Shi yang tidak menyadari kemampuan lain dari dirinya. "jika aku sekarang memiliki kekuatan untuk melihat di tempat yang jauh, itu artinya aku bisa mencari Kay Ri menggunakan kekuatan itu. Aku harus tahu cara menggunakannya! "

Di sudut kamar Yu Shi duduk bersila dan mulai berkonsentasi memusatkan pikirannya. 5 jam telah berlalu, matahari sudah berada di sebelah barat, tapi sama sekali tidak ada hasil hingga terbersit keputus-asaan dalam hatinya. Kemudian dia memeluk kedua lututnya dan dengan raut muka yang putus asa ia merundukkan kepalanya sambil berkata. "ini tidak akan berhasil. "

Tiba-tiba pandangan Yu Shi berubah menjadi gelap seperti tertutup oleh kabut hitam pekat yang bergerak cepat seperti membawa pikirannya lari kemudian kabut hitam perlahan mulai tersibak dan menampakkan pemandangan langit sore yang memerah. Matanya terbelalak lebar melihat landscape dari gedung F yang berada cukup jauh darinya. "?!!!"

Kemudian dia merundukan kepalanya melihat kedua tangan dan tubuhnya, senyum tipis tergambar dibibirnya saat dia melihat tubuhnya kini transparan seperti sebelumnya. tubuhnya saat ini berubah menjadi asap hitam yang sangat tipis dan transparan. "bagaimana caraku melakukannya?.... Saat terakhir, aku sama sekali tidak yakin bisa melakukannya dan yang terbersit dalam pikiranku saat itu hanyalah perasaan putus-asa....?!!....a,apakah mungkin aku bisa menggunakan kekuatan ini jika aku berada dalam keputus-asaan?!" bibirnya tersenyum puas. "apapun caranya yang terpenting hanyalah aku sekarang bisa menggunakan kekuatan ini." raut wajahnya seakan menikmati momen saat ini.

...............¤¤¤¤¤¤...............

(diwaktu yang sama ditempat lain)

Hari eksekusi mati telah tiba Dungma, Wendy dan Liata masih berada di sel tahanan di Ibu Kota Kekaisaran Samaratungga dengan di jamu makanan lezat sebelum hukuman mati mereka tiba yang akan di laksanakan pada sore hari.

"aku masih terlalu muda untuk mati." ucap Liata.

"........" wendi hanya diam dan melahap makanan di tangannya.

"apakah kamu menyesal dengan apa yang telah kita perbuat? " tanya Dungma.

"tentusaja aku menyesal, Jika tidak kita lakukan pasti saat ini aku bisa hidup bebas dan nyaman." jawab Liata.

"sudah percuma menyesal sekarang,  tidak ada gunanya. " ucap Dungma pasrah.

Wendi menghentikan makannya dan berkata. ".....jika kali ini aku bisa berhasil hidup, aku berjanji akan lebih berhati-hati dan memikirkan segalanya sebelum bertidak. "

"akankah kesempatan itu akan datang pada kita?" ucap Liata yang tidak yakin.

"....meskipun aku juga mengharapkan kebebasan kita, tapi entah mengapa aku samasekali tidak menyesali tindakan kita. " ucap Dungma yang baru mulai makan.

Mata Wendi dan Liata langsung tertuju kearah Dungma setelah mendengar pendapat darinya.

Sedangkan di Ibu Kota Kekaisaran Samaratungga, rumor bahwa Pangeran Zassy masih hidup telah merebak luas, sedangkan mata-mata dari Kaisar Baykyu tidak menemukan bukti bahwa rumor tersebut adalah rekayasa. Yang di temukan oleh mata-mata Kaisar hanyalah fakta bahwa semua saksi memang benar melihat anak dengan ciri-ciri persis seperti Pangeran Zassy.

...............¤¤¤¤¤¤...............

Di Aula istana Kekaisaran Samaratungga, Para pejabat membahas tentang hukuman yang akan di alami oleh Dungma, Wendy dan Liata.

Seorang menteri keluar dari barisannya dan mengatakan temuannya. "Yang Mulia, kami mendengar kabar di Kota Daesand wilayah Kerajaan Kaje, ratusan penduduk kota mereka telah melihat anak yang memiliki ciri persis seperti Pangeran Zassy. bahkan dia memiliki tubuh Api. "

"........" Kaisar mendengarkan penjelasan dari mentrinya.

"Sedangkan tuduhan atas hukuman pada Dungma, Wendy dan Liata karena tuduhan atas tindakan yang menyebabkan kematian pada Pangeran Zassy." menteri melanjutkan.

"........"

"bagaimanapun juga, mereka bertiga tidaklah membunuh Pangeran Zassy secara langsung dengan tangan mereka."

"panggilkan Haise kemari." perintah Kaisar.

Sesuai dengan perintah Kaisar, Haise langsung dibawa untuk menghadap di dalam Aula Istana Kekaisaran Samaratungga.

"Hamba Haise menghadap Yang Mulia. " ucap Haise yang menghadap di depan Kaisar.

"kamu mengatakan bahwa Pangeran Arima memberitahumu bahwa Pangeran Zassy telah meninggal,  apa itu benar? " tanya Kaisar.

"itu benar Yang Mulia."

"tapi saat ini tersiar kabar bahwa Pangeran Zassy masih hidup, bagaimana kamu menjelaskannya? "

"seperti yang hamba jelaskan sebelumnya bahwa hamba tidak melihat langsung bahwa Pangeran Zassy telah meninggal. Hamba hanya menyampaikan apa yang hamba dengar dari Pangeran Arima."

"lalu menurutmu? "

"mungkin saja Pangeran Zassy memang masih hidup. Tapi menurut logika saya yang saat itu berbicara langsung dengan Pangeran Arima,  aku yakin dia tidak berbohong."

"saat ini aku akan menjatuhi hukuman mati terhadap Dungma,  Wendy dan Liata atas kematian Pangeran Zassy berdasarkan laporanmu. Sedangkan situasi saat ini membuatku ragu apakah putraku masih hidup ataukah sudah meninggal. Apa pendapatmu? "

"jika memang Pangeran Zassy memang masih hidup, itu artinya anugrah yang terbesar dari langit dan ketiga temanku bisa terbebas dari hukuman mati. Tapi jika Pangeran Zassy sudah meninggal, hamba tidak yakin bahwa jenazahnya bisa di temukan."

"?!!!.... Apa maksudmu? "

"..... yang Hamba maksud adalah fakta dari apa yang hamba utarakan waktu itu. "

"?!!!!" Kaisar Baykyu berkeringat dingin mengingat pembicaraannya dengan Haise di kediamannya 3 hari yang lalu.

Wajah kaget Kaisar membuat seluruh pejabat bertanya-tanya apa yang telah di ketahui Kaisar sedangkan orang lain tidak mengetahuinya.

"kemungkinan Pangeran Arima bertemu dengan penyihir dan melakukan perjanjian. " pikir Kaisar Baykyu sambil mencoba mengingat apa yang di ucapkan Haise sebelumnya.

Haise menelan ludah yang terasa pahit saat ia mencoba mengingat dengan keras kejadian dihutan Dukku. "....Pangeran Arima berkata bahwa dia telah mati dan dia mengatakan bahwa dirinya adalah Pangeran Zassy. "

Mengingat itu,  wajah Kaisar seketika pucat pasi. "Jika memang benar Pangeran Arima bertemu Penyihir,  tidak menutup kemungkinan bahwa tubuh pangeran Zassy hilang karena dijadikan tumbal... Seperti yang di alami 10 Raja yang dijadikan tumbal agar Putra Mahkota Xiao Han bisa hidup dan dilahirkan di dunia. " keringat dingin mulai membasahi pipi Kaisar. Kepalanya tertunduk dengan mata melebar seakan tak ingin percaya.