Chereads / Lakuna / Chapter 5 - ❣️empat❣️

Chapter 5 - ❣️empat❣️

Reina anak satu-satunya dari Kim Seojin. Ayahnya adalah pemilik Our fashion. Perusahaan tekstil yang baru kembali mencoba pangsa pasar Korea tiga tahun belakangan. Sebelumnya ia memulai di Jepang dan China. Reina juga baru kembali ke Korea setelah menyelesaikan S2 di Australia. Delapan tahun yang lalu pindah ke Australia untuk melanjutkan kuliah. Sebenarnya, Reina ke sana setelah kecelakaan yang dialami. Seojin menjadi ketakutan setiap kali anak gadisnya keluar rumah. Ia merasa Korea tak aman. Walaupun memang kecelakaan bisa terjadi dimana saja, tak hanya di Korea.

Dan akhirnya ia kembali, juga bisa menghabiskan banyak waktu bersama sang kekasih Jimmy. Reina dan Jimmy adalah teman sejak lama, Jimmy yang membangun kepercayaan dirinya setelah kecelakaan. Gadis berambut panjang itu sempat lumpuh beberapa bulan. Jimmy yang dengan baik hati menemani, menjadi kakinya, dan kini ia penjaga hati Reina. Reina dan pria itu telah lebih dari enam tahun berpacaran. Mereka memang belum berniat melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan. Reina masih sibuk membantu ayah, sementara Jimmy juga sibuk membangun karirnya.

Pagi ini Reina masih berkutat di dapur, bersama ayah sebelum berangkat ke kantor. Seokjin memulai our fashion dari bawah, perusahaan itu bukan perusahaan besar. Jadi, Seojin memang memulai semua dari awal di Korea.

Sang ayah sedang sibuk memasak sarapan untuk keduanya. Sedangkan anak gadisnya menyiapkan meja makan.

"Reina-ya?"

"Ya ayah?"

"Kenapa kau dan Jimmy berkencan hingga larut semalam?" Tanyanya menyelidik.

"Aku tak melakukan apapun kami hanya duduk di taman," sahut Reina cepat.

"Benarkah? Sepertinya Jimmy kurang berani sebagai pria," gumam sang ayah dengan nada yang menyebalkan.

"Ayah... kenapa berbicara seperti itu? Aish!"

"Hahahaha, ayah bosan hidup denganmu. Lekas menikah dan berikan ayah seorang cucu," ledek sang ayah seraya membawa sarapan pagi ke meja makan.

Menu sarapan pagi ini adalah, nasi goreng kimchi dengan daging yang di grill dengan matang.

"Aku akan menikah jika aku bisa membantu Ayah dengan baik."

Sang ayah menatap dengan tatapan yang sulit diartikan maksudnya. Ia sering seperti itu, menatap Reina tapi, seolah tatapannya tak ditujukan untuk Reina.

"Aku sudah hidup cukup baik. Lebih baik jika punya cucu lebih cepat," ucapnya lagi seraya menyendok nasi goreng ke piringnya.

"Bagaimana pertemuan dengan Amore corp kemarin Yah?"

"Aku rasa pemilik Amore sangat keren sebagai pemilik perusahaan besar. Ia sendiri yang turun tangan untuk menandatangani kontrak bahkan dengan perusahaan kecil kita."

"Benarkah?"

Reina merasa salut jika memang pemilik perusahaan tersebut, mau menemui langsung pemilik perusahaan yang jauh lebih kecil, dibanding dengan para relasinya yang pasti lebih dari sang ayah. Ia merasa harus banyak belajar dengan orang seperti itu. Sementara Reina sendiri tau jika Amore Corp adalah perusahaan besar yang sudah memiliki banyak relasi bisnis, sekitaran Asia dan Amerika.

"Siapa nama pemilik perusahaan itu Ayah?"

"Min Yunki."

***

Nam sibuk dengan beberapa laporan di ruang kerja Yunki. Pun si pucat ia sibuk membaca sebuah kertas di tangannya.

"Park Jimmy," gumamnya masih fokus dengan bacaannya. "Our fashion?" Ia mencoba mengingat sesuatu tentang Our fashion yang tertera di sana.

"Nam, our fashion? Bukankah kita menandatangani kontrak dengan mereka Beberapa hari lalu?"

Nam mengangguk. "Benar, perusahaan baru milik Kim Seojin."

Yunki tersenyum di sudut bibir, ia sepertinya telah merencanakan sesuatu setelah membaca data yang dikirimkan oleh Tae.

"Hubungi mereka katakan bahwa kita akan membuat kontrak ulang," titah Yunki.

Nam menatap dengan heran. "Tapi bukankah Anda sudah menyetujui itu? Lagipula tak ada masalah dalam kontrak sebelumnya."

"Masalahnya bukan pada kontrak, tapi pada ini," jelas Yunki kemudian memperlihatkan foto Reina yang berada di tangannya.

Mata Nam membulat, heran terkejut tentu saja. Ia bahkan tak bisa mengucapkan satu patah katapun.

"Bukankah ia mirip dengan Reya?" Tanya Yunki mencoba meyakinkan Nam kembali.

"Lalu anda akan membuatnya menggantikan istri anda?"

"Hanya untuk Gina, karena untukku tak ada yang bisa menggantikannya."

Sejujurnya Nam tak menyetujui hal bodoh seperti ini. Namun, ia tak bisa berbuat apapun jika mengingat bagaimana Gina menangis saat ia berpikir jika ibunya telah tiada. Pasalnya, Gina sudah terlalu lama diyakinkan jika sang ibu baik-baik saja. Bagaimana hancurnya anak itu nanti jika diberitahu kenyataan sebenarnya? Bukan hanya akan hancur karena ibunya tak bisa lagi ia peluk dan kecup, tapi juga terluka karena ayahnya telah berbohong.

"Aku tau ini gila, tapi apapun untuk Gina. Aku akan melakukannya."

Nam tak bisa menjawab ucapan Yunki. Ia sendiri rasanya sudah ribuan kali meminta agar Yunki jujur. Dan akhirnya, Yunki tak peduli, ia terus saja menipu gadis kecil itu. Kini sudah terlambat jika berjalan mundur. Lagipula, ia tetap saja hanya seorang tangan kanan. Sebagai bawahan bisa berbuat apa? Begitu yang ada dipikirannya saat ini. Meski ia telah bersikap menasihati sebagai sahabat. Tetap saja si pucat keras kepala.

***

Gina dalam perjalanan pulang sekolah. Ia berada di dalam mobil menatap keluar dengan bosan. Kali ini tak ada Nam hanya supir pribadinya. Sesekali ia menghela napas.

Mobil sedan hitam itu terhenti karena lampu merah. Gina terus saja menghela napasnya. Sampai tatapannya tertuju pada sosok yang ia kenal.

"Ibu?" gumamnya.

Mobil berjalan saat ia baru saja akan membuka pintu.

"Jangan lakukan itu nona. Tuan bisa marah nanti," pinta sang supir bermarga Jang itu.

Gina mengurungkan niat, tubuhnya bergerak memutar melihat sosok yang ia pikir ibunya itu dari kaca belakang mobil. Hanya sekilas tapi ia yakin jika itu Reya. Ia tersenyum ada sedikit hal yang membuatnya senang kali ini.

"Ibu," gumamnya.

Anak kecil itu tersenyum dan menangis bersamaan. Ia senang karena ibunya mungkin akan kembali. Terlalu gembira hingga ia terus saja meneteskan air mata. Dalam hatinya terus menyebutkan ibu.

Ibu datang?

Ibu akan bertemu dengan Gina?

Ibu kita bermain di taman lagi ya.

Ibu Gina sudah sekolah.

Ibu aku rindu sekali. Gina sampai menangis. Apa ibu rindu Gina juga?

Mobil sedan itu sampai di rumah besar keluarga Min. Gina berjalan keluar.

"Terima kasih paman Jang!" ucapnya bahagia walau terus saja menangis.

Ia berlari masuk ke dalam rumah. Mencari sosok Bibi Ma dan sepupu Yunkii, Hobbie. Selama ini cukup sering menginap di sana. Beberapa hari ini Hobbie baru saja kembali dari urusan bisnisnya.

"Bibi! Paman!" teriaknya sambil berlari masuk ke dalam rumah.

Bibi Ma berjalan dari arah dapur, sedikit terkejut karena melihat nona kecilnya yang menangis. Juga Hobbie yang saling tatap dengan Bibi Ma.

Hobbie menyamakan tubuhnya dengan Gina, anak itu memeluk sang paman.

"Apa ada yang menggangumu nona?" tanya bibi Ma.

Gina menggeleng, ia kemudian melepaskan pelukannya lalu memegang tangan kedua orang di hadapannya itu.

"Ibu kembali!" Serunya. "Gina senang sekali sampai terus menangis. Ayah tidak berbohong, ia bilang jika ibu akan kembali dalam waktu dekat."

Sementara Gina terlihat sangat gembira. Kedua orang dewasa itu saling tatap dalam kebingungan. Kembali? Bagaimana mungkin orang yang telah berada dalam guci kremasi kembali?

*****