Chereads / Dilan : Suara Dari Milea / Chapter 10 - Part 2

Chapter 10 - Part 2

PART 2

Mungkin dia sakit. Mungkin dia diskors. Aku tidak tahu.

Aku ingin tahu. Tapi bingung bagaimana caranya? Nanya ke

Nandan atau Rani, kuatir akan nyangkayang bukan-bukan.

Nvangka aku perhatian atau apalah, meskipun iya begitu, tapi mereka jangan tahu.

Keinginanku bisa ke kantin berdua dengan Wati, akhirnya kesampaian. Di kantin, ada Nandan, Rani dan Jenar ingin gabung, makan satu meja dengan kami, tapi kubilang aku ada urusan dengan Wati. Untung mereka ngerti.

Pasti kamu tahu, tujuanku ngobrol dengan Wati. Meskipun malu, harus kuakui, bahwa dari Wati, aku ingin dapat informasi lebih banyak tentang Dilan. Maksudku, ini menyangkut tentang banyak informasi buruk yang kudapat tentang Dilan. Aku ingin tahu semuanya, apakah semuanya itu benar?

Bukan mau ikut campur. Aku mengerti, hidup Dilan urusannya. Bagaimana pun dirinya, apalah urusanku dengan itu. Aku bukan siapa-siapanya. Aku bukan pacarnya. Tapi, pengetahuanku tentang Dilan, bagiku, bisa sangat membantu untuk bagaimana harusnya aku bersikap kepadanya.

Atau, entahlah, aku sendiri tidak mengerti, apa sesungguhnya yang membuat aku jadi begitu.

Jadi seperti detektif yang ngorek-ngorek informasi orang lain. Tapi, cobalah kamu jadi aku, aku yakin kamu juga akan melakukan hal yang sama.

Aku duduk berdua dengan Wati, agak di dekat jendela. Aku harus hati-hati, jangan sampai Wati tahu tujuanku. Setelah ngobrol tentang hal lain yang gak penting, aku mulai berusaha mengarahkan pembicaraan supaya membahas pada pokok yang kumaui:

—Eh, ngomong-ngomong, kemarin, waktu si Dilan jatuh, kamu lempar dia pake buku, kok kamu berani sih? ||

—Oli? Ha ha ha. Berani lah! Habisnya kesel. Dia itu nakal tahu? Di rumahnya juga begitu! ||

—Kamu saudaraan ya?||

—Iya, ibuku kan adik ayahnya ||

—Oh, pantes! Enggak. Kaget aja, pas lihat kamu berani mukul dia ha ha ha||

—Habisnya kesel. Nakal dia itu||

—Nakal gimana?||

—Ah, banyak! Pernah tuh, waktu malam minggu, kapan ya, pokoknya dia motong ayam ibuku, diambil di kandang gak bilang-bilang ||

- O h ya? ||

—Disate tahu gak?! Dimakan sama temen-temennya di belakang rumah dia!||

—Ha ha ha. Mabuk-mabukan ya?||

—Enggaklah!||

—Tahunya enggak? ||

—Tahu aja||

—Ngambil ayam ibu kamu? Kok berani? ||

—Pas ditegur ibuku, dia bilangnya salah ngambil, gelap, gak kelihatan ||

—Ha ha ha||

—Padahal, kamu tahu gak? Ayahnya itu galak. Tentara||

O h ya?! ||

iyall

—Kecabangan apa?||

—Gak tahu tuh. Gak ngerti||

—Si Dilan pasti pacarnya banyak tuh!||

—Ah, siapa? Kayaknya ga punya pacar dia mah? Terlalu cuek ke cewek! ||

—Mungkin masih lebih suka main sama kawan-kawannya|| —Iya kali ||

—Emang belum punya pacar? ||

—Enggak tahu tuh. Eh, kok jadi ngomongin si Dilan sih?!|| —Iya ha ha ha. Wat, aku pengen main dong ke rumahmu? || —Boleh aja. Kapan?||

—Nanti deh, aku bilang dulu ke nyokap|| —H ayu ||

Yes! Yes! Yes! Aku mauu, Wati. Nanti kita ngobrol yaaaaa!!!