PART 2
K a t a si Bibi sih. dia ngaku teman aku, dan tukang ramal. Ngaku bisa tahu angka berapa judi Porkas besok keluar||. (Porkas itu semacam judi yang dilegalkan oleh pemerintahan zaman Orde Baru. Konon, untuk membantu kegiatan olah raga di tanah air. Sekarang sudah tak ada)
H a ha ha berapa katanya?||
A h , paling juga dijawab ngawur. Terus, dia bilang, sampaikan ke Lia, kalau sholat harus menghadap kiblat||
—Ha ha ha ha||
A d a lagi! Ada lagi!||
B a n y a k amat!||
- B a n y a k, Piyaaaan!||
Terus kenapa sekarang Dilan berubah. Piyan? Kenapa dia jadi sombong, Piyan? Si Piyan bilang tidak tahu. Tapi kemudian dia cerita bahwa, Dilan sering cerita soal aku. Ah, aku senang pas dia ngomong bagian yang ini.
N a h , soal dia berubah, apa ya? Dia pernah bilang sih: Jangan diganggu Milea. Dia sudah pacaran sama Nandan?||
—Hah? Apa? ||
—Iya. Dia bilang gitu. Menurutku sih kayaknya gara-gara itu deh. Bisa jadi || - K o k ? Enggak ih!! Kok dia bisa bilang begitu?||
- E n g g a k tahu. Dilan bilang ke aku sama si Ajun, katanya, sudah jangan diganggu||
Iiihh, Enggak, Piyan ih! Bilangin ke dia!||
Bilang gimana?||
—Aku enggak pacaran sama Nandaan!!||
Y a . udah, nanti aku bilang!||
H a r u s , Piyan! Jangan lupa sampaiin. Tolong ya, Piyan!||
Aku tahu sekarang. Pantesan Dilan jadi gitu! Aku enggak pacaran sama Nandan, Dilan! Emang siapa sih yang bilang, sampai kamu bisa ngomong begitu? Pokoknya Piyan harus menyampaikan kepadanya bahwa aku tidak pacaran sama Nandan! Titik! Harus! Wajib!
Sejak itu, mulai besoknya, aku sudah tidak pernah ke kantin lagi bareng-bareng dengan Nandan.
Setiap hari. selalu kuusahakan punya alasan untuk menolak ajakan Nandan pergi ke kantin.
Sampai-sampai kalau pas istirahat aku lebih sering memilih untuk diam di kelas. Jengkelnya kalau Nandan sudah ikut-ikutan diam di kelas, aku jadi pura-pura pergi
ke toilet atau kemana lah yang penting terhindar dari gosip bahwa aku pacaran sama Nandan. Ya, Nandan pasti ngerasa aku berubah. Ya, aku juga kasihan ke dia. Tapi biarin! Asal Jangan Dilan yang berubah ke aku!
Bagaimana dengan Beni? Ya, aku pacaran dengan dia. Tapi. aku mau ke dia karena dulu belum tahu bahwa di dunia ini ada Dilan! Mengerti kaaan? Selama cuma pacaran. kukira, aku masih punya hak untuk memilih, sampai bisa kudapati orang yang pantas kunikahi! Coba jadi aku deh, biar bisa kau maklumi.