Matahari telah terbit, Nandra mengerjapkan matanya yang terkena silau Cahaya. dirinya baru sadar bahwa semalam dia dan Nafisah tertidur di bawah langit malam, Nandra melihat kesamping hanya ada jaketnya saja.. Nafisah sudah tidak terlihat dimanapun, akhirnya Nandra bangun dari tidurnya dan mulai mengepak-ngepak tubuhnya yang sudah di penuhi oleh rumput hutan.
Nandra dapat melihat bahwa lima siswa yang dia bimbing sudah membereskan tenda dan membakar sampah sisa semalam, Nandra cukup salut dengan mereka berlima.. mereka terlihat dewasa dan tidak kekanakan seperti anak orang kaya pada umumnya. Nandra tidak bilang bahwa dirinya ini juga manja, tapi lebih tepatnya mereka yang biasa bergelimang harta suka sekali diberi fasilitas dan jarang mau bersusah payah. tapi mungkin ini harus Nandra syukuri sebab dirinya tidak akan kena stroke karena memarahi anak orang yang malas, dirinya bahkan sudah dibuatkan sarapan pagi oleh anak bimbingannya. sebuah kenikmatan yang tidak disangka-sangka oleh Nandra..
"Kak Nandra, ayo kita sarapan bersama". Itu suara Nasmira yang memang terlihat lebih bersemangat mengobrol dengan Nandra dibandingkan yang lainnya. diantara mereka berlima, memang hanya Nasmira yang suka membuka pembicaraan pada Nandra, sisanya hanya sekedar basa-basi menyapa dan menanyakan hal penting saja.
"Iya terimakasih". Saat Nandra dan yang lainnya sudah duduk di atas rumput dan bersiap untuk sarapan, Nandra baru sadar Nafisah tidak ada diantara mereka. Nafisah baru datang dari arah air terjun yang memang tidak jauh dari tempat kemah mereka, dengan rambut basah dan wajah cantik tanpa menggunakan bedak atau pelembab bibir. kecantikan alami yang ada di wajah Nafisah membuat Nandra mau tidak mau menelan air liurnya kasar, bagaimana tidak.. Nafisah terlihat seksi dengan rambut basah dan kaus panjang yang membuat dirinya terlihat imut dan menggemaskan. Nandra juga melihat saat wajah Steve dan Adell tersenyum melihat ke arah Nafisah, Nandra ingin sekali mencolok mata mereka..
"Hi pagi semuanya.. maaf ya aku tidak membantu memasak dan beberesan, aku terlalu senang main air sampai lupa waktu". Ujar Nafisah yang sudah duduk diantara mereka dan mereka yang mendengar permintaan maaf Nafisah hanya mengangguk maklum.
jadi tadi Nafisah mandi di air terjun? seandainya Nandra bangun lebih awal, mungkin Nandra akan melihat bagaimana Nafisah yang sedang berendam dibawah kucuran air.. rambut basah dan kulit putihnya dapat Nandra lihat dengan jelas.. astaga, kenapa otak Nandra sekarang jadi mesum sekali? Nandra berdehem dan mulai memakan sarapannya, hanya sebuah kacang kacangan yang direbus dan disajikan dengan potongan apel. makanan ini terasa aneh namun nikmat secara bersamaan.
Mereka sarapan dalam diam, menghabiskan makanan dengan rasa syukur.. Nandra dan yang lainnya membuang sisa daun bekas piring mereka dan mulai meminum air dari pelepah pohon secara bergantian, rasa air yang sedikit manis dan dingin membuat rasa segar di tenggorokan mereka semua.. tidak lupa Nandra dan yang lainnya mengisi botol mereka untuk perjalanan hari ini.
Nandra sudah mengumpulkan mereka semua dan mulai berdiri tegak sambil menatap matahari yang sudah bersinar terik.
"Baiklah, pagi ini sampai nanti tengah malam.. adalah hari yang cukup panjang kurasa untuk menyelesaikan kegiatan kita, kita akan berjalan sekitar 10Km hingga sampai disebuah gunung batu yang dimana tempat itu akan menjadi titik perkumpulan kita semua. seluruh siswa dan pembimbing yang lainnya, Kegiatan ini memang sengaja dibuat dan semaksimal mungkin memisahkan kalian dari siswa lain, jadi seakan-akan kalian berada di hutan hanya dengan segelintir orang saja.. Di gunung batu nanti, kalian juga akan melakukan permainan yang cukup unik, dengan mengandalkan kekuatan kelompok.. kurasa kalian cukup baik dalam berkelompok, karena sampai sejauh ini. kalian tidak terlibat percekcokan dan cukup mengikuti aturan.. semoga saja di gunung batu nanti, Kelompok kalian yang akan memenangkan Game dalam kegiatan tahun ini". Ucap Nandra panjang lebar, memberi instruksi kepada 5 siswa yang dia bimbing.
"Apakah ada hadiah kak di Game ini?". Itu suara Nafisah, karena Nafisah sangat ingin tau langsung apa hadiah sesungguhnya.
"Tentu... kalian akan mendapatkan mendali kebanggaan yang bisa kalian pakai sewaktu nanti kalian sudah lulus dari sekolah ini, mendali itu juga bisa kalian tukar sebagai beasiswa ke universitas dan Didanai langsung oleh sekolah ini. cukup menarik bukan? di sekolah ini juga banyak sekali kegiatan yang bisa kalian jadikan ajang untuk mengolah pikiran dan untuk mengasah bakat kalian, tentunya hadiah hadiah dari kegiatan itu juga bisa menjadi bekal untuk kalian dan keluarga kalian nantinya.. itu mengapa sekolah itu termasuk sekolah yang menghasilkan banyak bibit unggul dan berprestasi, kalian memang secara tidak Langsung dituntut untuk bersaing secara sehat dengan teman teman kalian dan membuat diri kalian dibangga atas hasil kerja keras kalian selama di sekolah". tutur Nandra panjang lebar, menjelaskan seberapa hebatnya sekolah ini.
Nafisah yang mendengar langsung tentang apa saja yang akan bisa Nafisah dapatkan, membuat diri Nafisah menjadi lebih bersemangat dan ingin sekali membuktikan dan membuat bangga Bibi serta pamannya.
"Jadi sekarang, mulailah untuk bersaing tapi tetap secara sehat". Ucap Nandra lagi, kelima siswa itu mengangguk mengerti dan bersiap untuk berangkat lagi menempuh 10km didepan mereka.
Nafisah berjalan di belakang mengikuti kelompoknya, sebenarnya Nafisah tidak ingin terlalu dilihat atau terang-terangan ingin menjadi siswa berprestasi. tapi sepertinya hal-hal kecil yang kita rasa tidak berguna, disekolah ini menjadi sangat berguna dan dihargai sekali... jadi itu yang membuat semua siswa mau tidak mau mengikuti perlombaan/persaingan yang pemenangnya adalah siapapun yang rajin dan bisa mengikuti aturan-aturan sekolah.. Cukup unik, pikir Nafisah..
jarang ada sekolah yang menerapkan sistem seperti ini, jadi walaupun siswa itu adalah siswa yang malas. jika sudah bersekolah disini, maka dia akan mengikuti arus dari siswa lainnya.
Memang benar saat orang berkata bahwa lingkungan akan mempengaruhi pola pikir dan perilaku..
Dan ya.. Sekolah ini melakukan prinsip dimana lingkungan mengubah perilaku, prinsipnya cerdas sekali dan membuat Nafisah bangga bisa berada dalam lingkungan hebat seperti ini..
"Kau memikirkan apa?". Tanya Nandra yang ada di samping Nafisah, Nafisah menggerutu karena Nandra bisa bisanya selalu ada di samping Nafisah dan membuat khayalan Nafisah buyar begitu saja. memangnya kakak kelasnya satu ini tidak punya pekerjaan lain apa? kenapa suka sekali berada di samping Nafisah? Nafisah kan jadi risih dan malas..
"Tidak ada". Kata Nafisah cuek, Nandra yang mendengar suara ketus dari Nafisah hanya tersenyum dan terus mengikuti langkah kalau Nafisah. ahhh... Nafisah ingin sekali berteriak di kupingnya bahwa, bisakah Nandra jalan lebih dulu di depan Nafisah? udara yang Nafisah seakan tertarik habis karena keberadaan Nandra..