Alsa sangat tidak tega melihat sahabatnya yang terus-menerus tertunduk selama perjalanan pulang. Alsa mengajak Kalya kerumahnya untuk sekedar menenangkan fikiran.
Ini semua terjadi seperti apa yang tadi Alsa fikirkan. Gadis yang biasanya bersikap konyol, humoris, periang, kini termenung meratapi nasib percintaannya.
Gadis yang menjadi moodboster Alsa ketika sedang kesepian kini bersikap sangat berbeda drastis karna Farel, karna masalah hati.
Selama perjalanan berlangsung, mereka bersikap sangat dingin. Alsa tidak berani banyak berkata dan banyak bertanya kepada Kalya. Alsa lebih memilih diam dan dengan sesekali memandangi wajah gadis humoris itu.
Setelah sampai dirumah Alsa, Alsa langsung mempersilahkan Kalya agar masuk kedalam kamar Alsa.
Suasana yang begitu tenang dirumah Alsa terutama dikamarnya yang bernuansa khas nya kamar seorang gadis perempuan. Cat ber warna pink soft yang menempel di dinding, ditambah dengan dihiasi lampu tumbler berwarna putih, terpajanglah banyak boneka koleksi Alsa, terdapat gorden putih untuk menutupi jendela kaca besar yang langsung menembus keluar karna kamar Alsa terletak dilantai dua rumahnya dan jendela itu cocok sekali untuk menenangakan fikiran sambil melihat pemandangan deretan perumahan yang sunyi.
Alsa membuka pintu kamarnya setelah selesai membuatkan minum dan mengambil cemilan didapur. Mata Alsa langsung tertuju kepada seorang perempuan yang sedang menghadap keluar jandela.
Hilir angin yang berhembus membuat rambut sebahu perempuan itu pun tergerai. Alsa mendekatkan posisinya menuju ke Kalya.
Alsa tidak mengerti apa yang sedang sahabatnya fikiran sekarang. Alsa mulai memberanikan diri untuk memulai pembicaraannya pada sahabatnya.
"Kal. Gimana perasaan lo sekarang?" tanya Alsa yang berada dibelakang Kalya.
"Suka sama cowo itu ngga segampang yang gue fikir ya. Sakit ternyata Al."
Alsa mulai memeluk Kalya dan disaat itu juga kalya menangis dihadapan Alsa.
"Mungkin ini bukan saatnya lo ngerasain apa yang namanya falling in love kal. Seharusnya lo bisa lihat dulu dari karakter orang yang mau lo taro namanya dihati lo. Karna gue sayang sama lo kal. Gue yang tadi bilang gue ngga setuju karna gue ngga mau sifat humoris lu hilang cuma karna cowo Kal." seru Alsa.
"Mungkin emang gue ngga berhak disukain sama lawan jenis gue. Yaa mana ada yang mau sama cewe kaya gue gini." Kalya berbicara sambil menangis dihadapan Alsa. Alsa sendiri pun tidak tega melihat sahabatnya yang kini tengah bersedih.
"Lo ngga gitu kok kal. Lo cantik, tapi semua orang belum lihat kacantikan lo aja untuk saat ini. Tapi, saat mereka akan mengetahui letak kecantikan lo dimana saat mereka mengetahui kalau sebetulnya itu diri lo yang paling sempurna diantara gadis-gadis lain. Karna cantik lo natural kal. Lo berani jadi diri lo sendiri untuk membuat orang lain menyukai lo. Lo ngga ngerubah rubah diri lo cuma untuk menarik perhatian orang lain." sepertinya kata-kata itu lah yang membuat Kalya menjadi lebih tenang.
"Jadi gimana lo masih mau ngedapetin hatinya si rusuh itu?" tanya Alsa.
"Mmmm....udah lah. Gue udah nyerah buat ngejar dan ngedapetin hati seseorang biar gue nunggu aja orang lain yang bakal ngejar gue dan dapetin hati gue."
Kalya pun mulai tersenyum kembali, layaknya jiwa ia yang hilang beberapa saat kembali lagi ketubuhnya. Alsa tertawa dan melempar bantal kearah Kalya. Mereka bercanda gurau seperti sedia kala lagi.
⚪⚪⚪⚪⚪
Duuuuukkkk!!!
Pintu terhempas dengan kencang membuat anak anak seluruh kelas Alsa tercengang. Ternyata Aura yang membuka membuat teman sekelasnya tercengang akibat ulahnya membuka pintu kelas sekencang itu.
"Katanya, di kelas kitaa bakal adaa--". Kata Aura didepan pintu dengan nafas terengah engah.
"Bakal adaaa apaa ra??" tanya Riko.
"Ada razia dadakan lagi?" ucap Rafif.
"Yaaahhhhh gue bawa hp lagi, umpetin dimana yaa?" ucap Riko dengan raut wajah panik dan seperti mencari cari sesuatu kesekeliling kelas.
"Naahhhh disini aja aman" Riko menemukan kotak bekal Risa dan mengambilnya untuk menyembunyian handphone agar tidak dirazia.
Sementaraa seisi kelas ribut karna mengdengar omongan Aura yang tertunda.
"Ihhhhh punya aku Rikoo!!". Sahut Risa sianak paling lugu di kelas.
Aura pun melanjutkan omongannya.
"Bakall adaaa.. Anak baru dikelas ini. Sekarang anaknya ada di ruang guru. Dan hebatnya lagi, dia itu ganteng bangett gaess."
"Yaaahhhh, gue kira apaan. Sampe panik gini gue." sahut Riko dengan raut wajah datar.
"Udah bubar bubar bubarrr. Mau anak barunya seganteng Zayn Malik juga masih gue yang bakal jadi inceran para cewe disini." sahut Farel dengan percaya diri.
Seketika kelas berubah menjadi sangat gaduh. Semua sangat exited mendengar kabar dari Aura. Terkecuali Kalya. Dia hanya berdiam diri dan memperhatikan seisi kelasnya. Kalya masih tenang menunggu sahabatnya datang.
Kkkkrrriiiiinnngggggg!!!!!!!.
Bel masuk sudah berbunyi tanda bahwa semua murid harus sudah masuk kekelas. Namun hingga saat ini Alsa belum datang juga.
"Assalamualaikum. Selamat Pagii Anak anak ibu. Yang ibu cintai dan ibu sayangi." seru Bu Ria selaku guru mata pelajaran pertama dikelas itu dan berperan sebagai wali kelas juga.
"Waalaikumsalam. Selamat pagi juga Bu." sahut seisi kelas.
Disaat itu Alsa belum kunjung datang.
"Sebelum kita memulai pelajaran ibu akan memperkenalkan seorang murid baru yang akan menjadi teman sekelas kalian." Bu Ria berjalan keluar kelas untuk memanggil si anak baru itu.
Munculah Bu Ria dengan menggandeng seorang siswa yang menggendong tas disamping dan membawa jaket di lengan kirinya.
Yaa, itu adalah anak baru yang dibilang Aura tadi pagi. Memang dia akan menjadi most wanted urutan pertama di kelas dan menggeser posisi awalnya Farel diurutan pertama dan Fahri diurutan kedua.
"Silahkan perkenalkan diri kamu nak."
Siswa itu berdiri di depan kelas dan mulai berbicara memperkenalkan dirinya.
"Selamat pagi. Nama saya Alviano Bintang panggil saja Vian. Saya pindahan dari SMA Kusuma Bangsa. Saya harap kalian bisa menjadi teman baik saya. Trimakasih."
Sekelas pun sangat heboh karna benar apa yang dikatakan Aura kalau anak baru itu memang benar-benar sangat tampan.
"Masih gantengan gue ah." seru Farel.
"Iya sih gue akuin lo ganteng Rel. Tapi senggaknya penampilan lo yang bad boy ini masih kalah ganteng sama penampilan Vian yang alim." ucap Aura.
"Okee silahkan kamu bisa duduk di bangku kosong sebelah Riko." kata Bu Ria menunjuk bangku kosong dipojok kelas.
"Oke anak-anak, kita akan memulai pelajaran pada hari ini. Jad-"
"Assalamualaikum Buu."
Omongan Bu Ria terpotong kala melihat Alsa yang baru datang disaat jam pelajaran sudah mulai.
Dengan nafas terengah-engah Alsa masuk kedalam kelas. Dia berhenti dihadapan Bu Ria dan segera mencium tangannya
"Assalamualaikum permisii Buu."
Seisi kelas tertuju pada suara itu, tak terkecuali Alsa. Itu adalah suara Fahri yang telat datang juga pada pagi itu. Dengan jaket yang masih ia kenakan, tataan rambut yang sedikit acak-acakan, dan kedua pasang tali sepatunya yang belum terikat ia berjalan masuk kekelas dan menghampiri meja guru.
"Ciieeeeeeee ciieeee." sorak seisi kelas.
"Ehhh sudah diam-diam!!" ucap Bu Ria.
Seisi kelas pun kembali hening.
"Kalian, kok bisa bareng?. Pacaran dulu ya sebelum kesekolah makanya bisa telat gini?!"
Sontak Fahri dan Alsa pun kaget.
"Ihh ngga Buu!!" bantah Alsa.
"Saya telat karna saya kesiangan". Sontak jawab mereka bersamaan yang mebuat seisi kelas merasa baper.
"Sudah intinya kalian harus saya hukum. Kalian berdiri di tengah lapangan dan hormat bendera sampai jam pelajaran saya habis!!" mereka mengikuti apa yang diperintahkan Bu Ria.
Akhirnya mereka menaruh tas dan berjalan kearah lapangan.