"Kenapa kamu tak istirahat?" tanyaku pada Ayssa yang nampak duduk termenung di balkon.
"Aku khawatir." jawabnya tanpa menoleh.
"Khawatir tentang?"
"Kakak." ujarnya kemudian menunduk, "aku takut ada suatu hal yang terjadi pada kakak. Aku takut dia kenapa-kenapa."
Aku duduk di sampingnya kemudian menepuk pundak kirinya. "kamu jangan berpikir seperti itu. Kan sudah kukatakan tadi. Mungkin kakakmu ingin sendiri dulu. Jadi tak bisa dihubungi."
"Alhamdulillah kalau yang kamu pikirkan ternyata benar. Lalu kalau tidak, bagaimana?"
"Ya bisa saja-"