Esoknya, aku bersiap-siap pergi ke rumah ibu.
Tepat pukul delapan, aku berangkat dari sini menggunakan angkutan online.
Ternyata, Bandung ini tak banyak berubah.
Taman kota nya masih indah, bahkan telah banyak ditanami lagi pepohonan rindang.
Aku jadi teringat saat-saat bersama Alif dulu.
Ada banyak cerita yang tersimpan di sini. Tak luput kenangan-kenangan di dalamnya pula yang kian menggenang di dalam hati.
Aku semakin lupa atas hal yang pernah membuatku bangkit. Karena..., aku terlalu patah untuk perjalanan kisah kita yang tak pernah usai.
Berapa kali aku mengeluarkan isi hati pada semesta yang terkadang..., kamu pula memahami hal itu.
Cobalah untuk merangkul setiap luka. Walau perpisahan yang telah kita lalui kala itu, tak akan mungkin turut memisahkan cinta kami berdua pula.
Aku merindukanmu.
Sangat sangat merindukanmu.
"Mbak." sapa pak supir itu, "sudah sampai."
