Setelah memastikan dia benar-benar pergi, aku menutup pintu dan menguncinya dengan rapat.
Aku kembali duduk sambil menatap indahnya kota Bandung dari ketinggian.
Ku dekap dengan erat boneka monyet pemberian Alif ditemani angin lembut yang kian membelai jiwaku.
Tok tok tok
Seketika aku heran kenapa ada yang mengetuk pintu.
Apakah Hamzah? Ah mana mungkin.
Tok tok tok
Suara itu kembali terdengar lagi.
Aku bergegas menuju pintu kemudian membukanya.
Ternyata, wanita yang mengantar aku dan Hamzah ke sini tiga jam yang lalu yang ada di depanku saat ini.
Dia tersenyum manis sembari membawa sebuah buket bunga.
"Maaf bu mengganggu waktunya."
"Iya tak masalah. Ada apa, ya?"
"Ini bu, saya mau mengantar buket dari pak Hamzah." ujarnya sambil menyodorkan bunga.
Aku tertegun sesaat.
Apa? Bunga? Dari Hamzah?
Dia benar-benar pria yang sangat menyebalkan.
Rupanya sebelum pergi, dia telah memesan bunga ini untukku.
"Bu, maaf." ucapan wanita ini menyadarkan lamunanku.
"Ah iya?"