'Di atas pangkuan cinta.
Aku duduk bersimpuh pada sebuah keyakinan dan cinta atas keadaan yang semakin mengakar dan terus mempertahankannya tanpa lelah.
Kesakitan sudah tiada lagi aku perdebatkan pada semesta, marena memang sejak awal kita sudah dilanda sebuah kesakitan yang luar biasa.
Anugerah yang aku beri untuk memperjuangkan cintaku memang sudah kenyataannya seperti itu.
Sudah tiada lagi yang bisa aku perjuangkan selain mendapatkan cinta dan keridhoan dariMu.
Rasanya sudah tidak tahu lagi bagaimana caraku untuk tetap memperjuangkan kamu dalam diam.
Karena apa? Di hatiku hanya ada kamu seorang. Tak ada yang bisa menggantikan kisah cinta kita, selain kematian kita sendiri di suatu hari nanti.'
...
Tak ada banyak ujaran yang dia berikan tatkala melihat Lia dan begitu pula sebaliknya.
Mereka tampak diam membisu dan hanya raut muka saja yang mampu dilihat kebahagiannya oleh semua orang.
Air mata keharuan benar-benar keluar dari mata mereka berdua.